Hamas menawarkan gencatan senjata tanpa syarat selama seminggu, lapor media Israel

Kamis, 2 Januari 2025 – 13:36 WIB

Yerusalem, VIVA – Hamas dilaporkan telah menawarkan gencatan senjata selama seminggu, menawarkan daftar tahanan Israel yang ditahan di Gaza.

Baca juga:

Israel menyerang zona aman kemanusiaan di Gaza, menewaskan 11 orang dan melukai 15 lainnya.

Berdasarkan laporan Perusahaan Penyiaran Israel pada Selasa malam, 31 Desember 2024, mengutip sumber asing yang dirahasiakan, Hamas telah mengusulkan gencatan senjata tanpa syarat, termasuk pembebasan tahanan dan penarikan pasukan Israel dari Gaza. mengizinkan pengungsi Palestina untuk kembali ke Gaza utara.

Hamas akan memberikan daftar tahanan pada hari keempat gencatan senjata, seperti yang diminta oleh Israel, kata laporan itu.

Baca juga:

PBB: 30% korban ranjau darat di Gaza, Sudan dan Ukraina adalah anak-anak

VIVA Militer: Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di Jalur Gaza

Para pejabat Israel kemudian dapat memutuskan apakah akan memperpanjang gencatan senjata atau melanjutkan pertempuran.

Baca juga:

PBB: Israel gagal memberikan bukti untuk membenarkan serangan terhadap rumah sakit Gaza

Hamas belum mengomentari laporan ini.

Kelompok Kemerdekaan Palestina, yang menampung sekitar 100 tahanan Israel, mengatakan mereka tidak dapat menyusun daftar lengkap ketika perang sedang berlangsung. Sementara itu, Israel telah menangkap lebih dari 10.300 warga Palestina.

Hamas konsisten menyatakan kesediaannya untuk mencapai kesepakatan, bahkan menyetujui usulan Presiden AS Joe Biden pada Mei lalu. Namun Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak tawaran tersebut dan menetapkan syarat baru, termasuk kelanjutan operasi militer.

VIVA Militer: Benjamin Netanyahu bersama tentara Israel

VIVA Militer: Benjamin Netanyahu bersama tentara Israel

Foto:

  • Facebook/Perdana Menteri Israel

Beberapa pengamat, termasuk anggota oposisi Israel dan keluarga para tawanan, mengatakan Netanyahu sengaja merundingkan perundingan untuk mempertahankan kekuasaan setelah menteri sayap kanan seperti Itamar Ben-Gvir dan Bezalel Smotrich mengancam akan menarik dukungan kepada pemerintah yang dituduh menunda. Perang di Gaza telah berakhir.

Situasi di Gaza masih memprihatinkan, dengan hampir 2 juta orang kehilangan tempat tinggal di tengah kekurangan makanan, air dan obat-obatan.

Akibat blokade Israel selama 18 tahun di Gaza, kawasan tersebut digambarkan oleh banyak orang sebagai “penjara terbuka terbesar di dunia”.

Israel juga menghadapi kemarahan global ketika Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) bulan lalu mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan terkait serangan di Gaza.

Militer Israel melakukan apa yang disebutnya genosida di Gaza, yang telah merenggut lebih dari 45.500 nyawa, sebagian besar perempuan dan anak-anak, sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Perang di Gaza terus berlanjut meski Dewan Keamanan PBB menyerukan gencatan senjata segera.

Israel juga menghadapi gugatan genosida oleh Mahkamah Internasional karena perang di wilayah tersebut. (semut)

Halaman selanjutnya

Kelompok Kemerdekaan Palestina, yang menampung sekitar 100 tahanan Israel, mengatakan mereka tidak dapat menyusun daftar lengkap ketika perang sedang berlangsung. Sementara itu, Israel telah menangkap lebih dari 10.300 warga Palestina.

Halaman selanjutnya



Sumber