4 Menteri bersinergi dengan warga membersihkan sampah di Pantai Kuta, Bali

Bali, PANJANG HIDUP – Empat menteri mengikuti acara Aksi Bersih Pantai yang dilaksanakan di Pantai Kuta pada Sabtu, 4 Januari 2025. Acara yang dihadiri 2.115 peserta ini juga diguyur hujan.

Baca juga:

Sebanyak 936 anggota Polda Bali akan dipromosikan pada awal tahun 2025

Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisal Nurofiq, Menteri Pariwisata Vidyanti Putri Vardhana, Menteri Koordinator Pangan Zulkifli Hasan, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Muti hadir.

Selain itu, akting juga turut ambil bagian dalam acara ini. Gubernur Bali SM Mahendra Jaya dan Bupati Kabupaten Badung I Nyoman Giri Prasta. Kemudian dari pemerintah daerah, TNI, Polri, mahasiswa, mahasiswa Poltekpar Bali, masyarakat, petugas kebersihan, Satgas Kuta, desa adat, LSM serta penggiat media dan medsos.

Baca juga:

Ini merupakan wisman pertama yang mendarat di Bali pada awal tahun 2025

Aksi bersih-bersih pantai di Pantai Kuta, Bali.

Foto:

  • VIVA.co.id/ Maha Liarosh (Bali)

Pengelolaan sampah telah menjadi permasalahan nasional dan global yang masih belum terselesaikan sepenuhnya. Berdasarkan Global Management Risk 2024, 38% sampah global masih belum dikelola dengan baik.

Baca juga:

Pengelolaan Sahabat Bus di Yogyakarta dan Bali akan dialihkan ke pemerintah daerah mulai Januari 2025.

Menteri Lingkungan Hidup Indonesia Hanif Faisal Nurofiq mengatakan ada konsekuensi jika tidak membuang sampah dengan benar. krisis tiga planet tentang perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati dan penyimpanan limbah.

“Di Indonesia, tumpukan sampah nasional pada tahun 2023 sebanyak 56,63 juta ton. Sampai saat ini pencapaian sampah baru 39 persen, sehingga kita masih mempunyai 60 persen sampah di Indonesia yang belum kita kelola dengan baik,” kata Hanif Faisal. Melakukan bersih-bersih pantai di Pantai Kuta, Sabtu 4 Januari 2024.

Ia mengatakan, lebih dari 306 atau 54,45 persen dari 550 tempat pengolahan akhir sampah di seluruh Indonesia masih dikelola secara mandiri. pembuangan terbuka. “Sebenarnya menurut UU Nomor 18 Tahun 2008, open dumping sudah tidak diperbolehkan lagi,” ujarnya.

Menurut Hanif, jumlah TPA semakin bertambah karena jumlah penduduk yang bertambah dan aktivitas manusia yang tidak berhubungan dengan sampah.

“Jika hal ini tidak diantisipasi dengan baik maka akan timbul permasalahan lingkungan akibat sampah yang tidak dikelola seperti yang kita lihat saat ini di Pantai Kuta,” ujarnya.

Hanif Faisal mengatakan, setiap tahunnya pantai barat dan timur Bali dipenuhi sampah laut yang sebagian besar berasal dari luar Pulau Bali. Permasalahan sampah laut biasanya terjadi setiap tahun pada musim muson barat pada bulan Oktober hingga Maret.

“Pada tahun 2024-2025, jumlah sampah yang dikirim ke pesisir Bali diperkirakan lebih tinggi dibandingkan tahun 2020-2021 yang mencapai 6.000 ton, dan pada tahun 2023 mencapai 2.900 ton,” ujarnya.

Hanif menjelaskan, sumber sampah laut di Bali terutama berasal dari daerah lain, khususnya sungai-sungai di Pulau Jawa, hingga ke Laut Jawa. Bahkan menurut laporan, sumber tumpukan sampah yang dibawa ke pantai Kuta itu sebagian berasal dari negara lain.

“Sampah ini mengikuti arus, bergerak ke arah timur, lalu ke selatan, dan sebagian besar terdampar di pantai Bali,” ujarnya.

Oleh karena itu, menurut Menteri Perlindungan Lingkungan Hidup RI, penting untuk bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan, baik pemerintah maupun masyarakat, untuk secara efektif menangani sampah musiman di pantai-pantai Bali.

“Selain itu, Bali memiliki reputasi pariwisata internasional, dan perlu adanya edukasi yang lebih besar kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan,” kata Menteri Hanif.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengatakan permasalahan sampah Bali menjadi perhatian pemerintah pusat karena dapat berdampak langsung terhadap lingkungan dan pangan, serta berpotensi mengganggu pariwisata. .

“Bayangkan, kalau tidak dikendalikan, mungkin sampah yang ada di laut akan lebih banyak dibandingkan ikan. Tentu ini akan menghancurkan ketersediaan bahan-bahan penangkapan ikan kita di kemudian hari,” kata Menteri Zulkifli saat mengikuti aksi “Bersih Pantai” di Pantai Kuta. .

Menko Pangan juga menekankan pentingnya kerja sama dan kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.

“Kita ini negara kepulauan yang sangat besar, jadi yang utama kita harus bersinergi menjaga lingkungan,” ujarnya.

Plt Gubernur Bali SM Mahendra Jaya mengatakan, penumpukan sampah di sekitar Pantai Kuta merupakan fenomena musiman, arus laut yang melewati kawasan pantai membawa sampah dari luar Bali, khususnya dari Pulau Jawa. “Untuk itu kami terus menggalakkan upaya pengelolaan sampah yang juga melibatkan masyarakat,” ujarnya.

Mahendra Jaya mengatakan, Bali sebenarnya memiliki aturan tentang daur ulang, yaitu pengelolaan sampah berdasarkan sumbernya.

“Makanya kita dorong daur ulang sampah dari sumbernya, sampah didaur ulang di tingkat rumah tangga sampai ke tingkat desa. Beberapa desa sudah berhasil dan terus memberi contoh di desa lain di Bali,” kata Mahendra.

Partisipasi para menteri dalam kampanye bersih-bersih sampah pantai Kuta, kata Pj Gubernur, akan semakin memotivasi dan membangkitkan semangat pemerintah provinsi dan masyarakat untuk mengatasi permasalahan sampah di Pulau Dewata.

Halaman berikutnya

Dia mengatakan, lebih dari 306 atau 54,45 persen dari 550 tempat pembuangan akhir sampah di seluruh Indonesia masih beroperasi dengan metode open dumping. “Sebenarnya menurut UU Nomor 18 Tahun 2008, open dumping sudah tidak diperbolehkan lagi,” ujarnya.

Halaman berikutnya



Sumber