Sabtu, 4 Januari 2025 – 22:03 WIB
Bali LANGSUNG – Sampah yang dikumpulkan di Pantai Kuta dan Kedonganan Jimbaran menjadi fokus publik. Permasalahan sampah yang berasal dari luar Bali saat musim barat pun membuat empat menteri Kabinet Merah Putih turun langsung ke pantai di destinasi wisata Seribu Pura tersebut untuk memeriksa dan membersihkan sampah tersebut. Pulau.
Baca juga:
4 Menteri bersinergi dengan warga membersihkan sampah di Pantai Kuta, Bali
Menteri Koordinator Pangan Zulkifli Hasan mengatakan, jika pengelolaan sampah tidak dilakukan dengan benar sebagai budaya, maka dalam beberapa dekade mendatang akan lebih banyak sampah di laut dibandingkan ikan.
“Bayangkan kalau sehari ada 600.000 ton sampah per hari. Jadi bisa dibayangkan dalam beberapa dekade mendatang sampah di laut akan lebih banyak dibandingkan ikan. Selain itu, sampah plastik sulit terurai,” ujarnya . Pembersihan sampah pantai Kuta, Sabtu 4 Januari 2025.
Baca juga:
Terpopuler: 8 Zodiak Kamu Lebih Pintar dari Perkiraan, Baba Wanga Ramalan 5 Zodiak Bakal Kaya di 2025
Menurut Zulkifli Hasan, sapaan akrab Zulhas, di Bali sampah sudah seharusnya menjadi budaya rumah tangga dengan memilah sampah berdasarkan jenisnya untuk didaur ulang atau didaur ulang atau dijadikan energi.
Baca juga:
Jakarta menghasilkan 132 ton sampah setelah libur Tahun Baru
Sampah yang menumpuk dan tidak dikelola, kata Zulhas, juga berdampak pada ketahanan pangan. Limbah inilah yang menjadi salah satu faktor penyebab menurunnya populasi ikan di laut.
“Kalau sampahnya tidak diurus, sampahnya lebih banyak daripada ikan. Makanan ada protein, ada ikan di protein, ada ayam, dan sebagainya,” ujarnya.
Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisal Nurofiq menjelaskan, setiap tahun sampah laut dikirim ke pantai barat dan timur Bali yang sebagian besar berasal dari luar Pulau Bali. Permasalahan sampah laut biasanya terjadi setiap tahun pada musim muson barat pada bulan Oktober hingga Maret.
“Pada tahun 2024-2025, jumlah sampah yang dikirim ke pesisir Bali diperkirakan lebih tinggi dibandingkan tahun 2020-2021 yang mencapai 6.000 ton, dan pada tahun 2023 sekitar 2.900 ton,” kata Hanif.
Sumber sampah laut di Bali terutama berasal dari daerah lain, terutama sungai-sungai di Pulau Jawa hingga Laut Jawa. Bahkan menurut laporan, sumber tumpukan sampah yang dibawa ke pantai Kuta itu sebagian berasal dari negara lain.
Untuk mengatasi permasalahan sampah di Bali, pemerintah pusat akan membentuk tim dengan rencana kerja yang aktif dan cepat, termasuk anggaran dan struktur kerja.
“Kami akan memantau hal ini hingga April. Oleh karena itu, jika perlu, kami akan melakukan intervensi dengan dukungan finansial dan peralatan. Kami akan melakukannya menukarkan Dengan adanya pemerintah Kabupaten Badung dan pemerintah provinsi karena Badung merupakan kabupaten yang kaya. Dan kami mendukungnya dengan alat dan kebijakan yang mencakup hal tersebut. Pak Menteri Koordinator juga meminta kami untuk bekerja sama dengan seluruh menteri, kata Hanif.
Oleh karena itu, kata Hanif, penting bagi berbagai pemangku kepentingan, baik pemerintah maupun masyarakat, untuk bekerja sama dalam mengatasi sampah musiman di pantai-pantai Bali secara efektif.
Selain itu, Bali memiliki reputasi pariwisata internasional dan perlu adanya edukasi yang lebih besar kepada masyarakat untuk bersinergi menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan, ujarnya.
Menurut Hanif, pemerintah akan menghentikan semua dumping tersebut pembuangan terbuka. Hal ini dilakukan untuk mengubah budaya pengelolaan sampah yang baik.
“Ada 306 TPA di Indonesia yang akan ditutup. Tidak boleh lagi membuang sampah di TPA. Tapi sampah harus dibuang ke hulu,” ujarnya.
Halaman berikutnya
Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisal Nurofiq menjelaskan, setiap tahun sampah laut dikirim ke pantai barat dan timur Bali yang sebagian besar berasal dari luar Pulau Bali. Permasalahan sampah laut biasanya terjadi setiap tahun pada musim muson barat pada bulan Oktober hingga Maret.