Pemimpin Hizbullah Nasrallah terbunuh di ruang operasi perang tahun lalu, kata seorang ajudannya

Penulis: Kareem Chehayeb | Pers Terkait

BEIRUT – Pemimpin Hizbullah Hasan Nasrullah meninggal di dalam selama serangan udara Israel tahun lalu kelompok militan ruang operasi perang, menurut rincian baru yang diungkapkan oleh pejabat senior Hizbullah pada hari Minggu.

Pada 27 September 2024, serangan udara Israel menghancurkan beberapa bangunan di pinggiran selatan Beirut, menewaskan Nasrallah. Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan enam orang telah meninggal. Menurut laporan, Nasrullah dan pejabat tinggi lainnya bertemu secara rahasia.

Pembunuhan Nasrallah, yang memimpin Hizbullah selama 32 tahun, mengubah bentrokan tingkat rendah selama berbulan-bulan antara Israel dan militan menjadi perang habis-habisan selama dua bulan di sebagian besar wilayah selatan dan timur Lebanon. gencatan senjata yang ditengahi AS Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal 27 November.

“Dia (Hasan Nasrullah) memimpin pertempuran dan perang dari tempat ini,” kata Wafiq Safo, pejabat tinggi keamanan Hizbullah, pada konferensi pers yang diadakan di dekat tempat Nasrullah dibunuh. Menurutnya, Nasrullah tewas di ruang operasi perang. Dia tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Media Lebanon melaporkan bahwa Safa telah menjadi sasaran serangan udara Israel di pusat Beirut sebelum gencatan senjata, namun tidak menimbulkan korban jiwa.

Pada tahap pertama gencatan senjata, Hizbullah harus menarik para pejuang, senjata, dan infrastrukturnya dari Lebanon selatan di utara Sungai Litani, dan pasukan Israel yang telah menginvasi Lebanon selatan harus mundur dalam waktu 60 hari. Tentara Lebanon harus dikerahkan dalam jumlah besar dan, bersama dengan pasukan penjaga perdamaian PBB, menjadi satu-satunya pasukan bersenjata di Lebanon selatan.

Lebanon dan Hizbullah mengkritik serangan udara dan serangan udara Israel yang terus berlanjut di seluruh negeri dan penarikan pasukan Israel dari hanya dua dari puluhan desa di Lebanon yang dikuasainya. Israel mengatakan militer Lebanon belum melakukan bagiannya dalam membongkar infrastruktur Hizbullah.

Penjabat pemimpin Hizbullah, Naim Kassem, memperingatkan dalam pidato yang disiarkan televisi pada hari Sabtu bahwa para pejuang dapat menyerang Israel jika pasukan mereka tidak mundur dari selatan pada akhir bulan ini.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel Israel Katz juga menyuarakan sentimen yang sama jika pejuang Hizbullah tidak bergerak ke utara Sungai Litani dan infrastruktur mereka tidak dihancurkan.

“Jika kondisi ini tidak dipenuhi, tidak akan ada kesepakatan dan Israel akan terpaksa bertindak sendiri untuk memastikan kembalinya penduduk di wilayah utara (Israel) dengan aman,” katanya.

Sumber