TV Ar-Raudha memutar rekaman pengajian tahun 1990-an sebelum KTT Abah Guru Sekumpul

Minggu, 5 Januari 2025 – 19:01 WIB

Kalimantan Selatan, VIVA – Latihan rutin oleh Ar-Raudha TV setiap sore hari kerja yang mengulang kajian kitab yang dibacakan oleh KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau akrab disapa Abah Guru Sekumpul.

Baca juga:

Kapolda Kalsel Abah Guru memastikan kesiapan pengamanan Jalan Sekumpul 20 hingga H+1

Meski lumrah terjadi, namun berbeda bagi salah satu peserta bernama Rahman. Baginya, mendengar suara Abah Guru Sekumpul di momen haul ke-20 seperti memanggilnya kembali ke masa lalu.

“Ulun (I – Red.) sering diajak bapak saya ke Sekumpul untuk mengikuti pengajian Abah Guru Sekumpul. Biasanya kami berangkat sebelum pergantian abad dan pulang setelah tengah malam,” ujarnya.

Baca juga:

Kelumpuhan total! Pintu Masuk Pintu Masuk Haul Abah Guru Sekumpul Radius 3 KM

Menurutnya, Abah Guru Sekumpul adalah seorang ulama yang memiliki lautan ilmu agama namun selalu rendah hati.

Pemandangan jamaah Abah Guru Sekumpul ke-20 yang memadati jalan di Provinsi Sekumpul Ujung – Foto oleh Doc Faidur

Foto:

  • VIVA.co.id/Muhammad Faidurrahman (Kalimantan Selatan)

Baca juga:

Agar dekat dengan tempat acara, jemaah Haul Abah Guru berkumpul untuk tidur di depan rumah warga.

“Guru membacakan sebagian kecil buku pada bacaan umum pada Kamis dan Minggu sore. Namun penjelasan atau makna teksnya panjang,” ujarnya.

Bahkan tidak jarang hanya beberapa kalimat saja yang terbaca dari isi buku tersebut, namun ketika Abah Guru Sekumpul terus menerus menjelaskannya pada pengajian berikutnya.

Sebagaimana Syekh Utsman Betawi menjelaskan ilmu tauhid melalui buku “Dua Puluh Sifat”, sambungnya.

Selain itu, Abah Guru Sekumpul gemar mengajak jamaah bercanda di sela-sela pembelajaran buku agar kembali fokus. “Abah Guru Sekumpul juga suka melontarkan lelucon agar jemaah tertawa bersama,” ujarnya.

“Pokoknya ketika Guru Guru Sekumpul mendefinisikan kebaikan kepada jemaah pasti sudah melakukannya sejak dini,” lanjutnya.

Sebagaimana Abah Guru Sekumpul mengajak jamaahnya untuk menjadi orang yang dermawan alias orang yang ringan hati. Dulu, ia rutin membagikan sedekah kepada istri mendiang gurunya.

“Termasuk juga warga yang tergolong kelompok tertinggal di wilayah tempat tinggalnya,” ujarnya.

Kini jutaan orang berkumpul setiap tahun untuk mengenang Abah Guru Sekumpul. Sama saja, mau bekerja sebagai eksekutif atau legislatif, tidak ada bedanya. Bergabunglah dengan orang-orang biasa pada umumnya untuk menerima berkah darinya.

Halaman berikutnya

Sebagaimana Syekh Utsman Betawi menjelaskan ilmu tauhid melalui buku “Dua Puluh Sifat”, sambungnya.

Stadion Kota Suita akan menjadi saksi lolos atau tidaknya Indonesia ke Piala Dunia 2026



Sumber