Almarhum menghadirkan legenda, trauma, dan keluarga

Senin, 6 Januari 2025 – 18.25 WIB

Jakarta – ‘The Deceased’ siap menghidupkan kembali industri film Indonesia dengan menghadirkan kisah yang mengangkat legenda Jawa – Selasa Kliwon. Dalam budaya Jawa, Selasa Kliwon merupakan hari sial, dan arwah orang yang meninggal pada saat itu sulit mencapai akhirat.

Baca juga:

Soundtrack film “Keajaiban Air Mata Wanita” siap merebut hati penontonnya

Itu membingungkan roh dan bahkan menawarkan anggota keluarga sebagai korban. Gulung lagi, oke?

Dimas Aditya yang memerankan karakter Visesa dalam film ini mengungkapkan bahwa proyek tersebut sangat menantang baik secara teknis maupun emosional.

Baca juga:

“Zanna: Whisper of Volcano Island” adalah petualangan dan pendidikan untuk Tahun Baru

“Tidak hanya secara teknis, tapi juga emosional. Banyak adegan yang mengharuskan kita mengeksplorasi emosi kehilangan dan ketakutan,” kata Dimas saat menghadiri gala premiere “The Deceased” di kawasan Bekasi, Jawa Barat.

Baca juga:

Natasha Rizki mengaku kembali banyak menangis saat bermain film tersebut karena ceritanya berkaitan dengan kehidupannya

Dengan latar belakang lokasi dan budaya Jawa, Dimas pun harus mempelajari bahasa dan budaya tersebut. Salah satu tantangan terbesarnya adalah mempelajari legenda Tuesday Clivon.

“Saya sudah mengetahuinya sebelumnya, tapi hanya sebentar. Itu pengalaman yang sulit, tapi memperkaya saya sebagai seorang aktor,” kata Dimas.

Berbeda dengan Dimas, salah satu pemeran utamanya, Ratu Sofya, menceritakan pengalaman ekstremnya selama proses syuting. Salah satu adegan mengharuskan dia dikubur hidup-hidup selama enam jam.

Situasinya mencekam banget, badan gemetar, nafas sesak, sensasinya tak terlupakan. Bahkan setelah syuting selesai, kata Ratu.

Mendiang sutradara Adhe Dharmasatriya mengatakan film tersebut tidak hanya menampilkan ketegangan supernatural, tetapi juga mengeksplorasi sisi emosional, terutama trauma dan hubungan keluarga.

“Film ini menyeimbangkan ketegangan supernatural dengan kedalaman emosi karakter yang menghadapi kehilangan dan ketakutan,” jelas Adhe.

Produser Oswin Bonifanz menambahkan, film tersebut dibuat agar relevan dengan masyarakat saat ini. Ia berharap para pendengar dapat merenungkan pentingnya keseimbangan antara pencarian duniawi dan pencarian spiritual.

“Baik profesional maupun akademis, mereka lupa mempersiapkan gelar fana di masa depan. Oleh karena itu, film ini mengajak penonton untuk memikirkan keseimbangan antara pencapaian duniawi dan hal-hal spiritual,” ujarnya.

Film mendiang juga diperkuat dengan penampilan aktor-aktor berbakat seperti Alzi Makers, Nova Eliza, Rukman Rosadi, Rizki Hanggono, Meisya Amira, Gito Gilas, Ruth Marini. Diproduksi oleh Unlimited Production bekerja sama dengan Light House, A&Z Films dan DAP, film ini akan tayang di bioskop Indonesia pada Kamis, 9 Januari.

Halaman berikutnya

Situasinya mencekam banget, badan gemetar, nafas sesak, sensasinya tak terlupakan. Bahkan setelah syuting selesai, kata Ratu.



Sumber