Berakhirnya karir militer Kang Yudi, Jenderal Guts Besar, komandan pasukan rahasia Kopasgat TNI

Senin, 6 Januari 2025 – 15:18 WIB

VIVA – Pada awal tahun 2025, Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto mengeluarkan keputusan tentang mutasi dan rotasi perwira senior.

Baca juga:

Bahkan sebelum Donald Trump dilantik, Korea Utara meluncurkan rudal nuklir ke Laut Jepang

Dalam surat keputusan Nomor Kep/7/I/2025 diputuskan untuk memindahkan dan merotasi 101 pat dari jabatannya. Terdiri dari 62 TNI Angkatan Darat, 8 TNI Angkatan Laut, dan 31 TNI Angkatan Udara.

Ada satu nama yang patut dibicarakan VIVA Militer mendapat perhatian karena keputusan tersebut memutuskan untuk mengakhiri karir militernya karena telah mencapai usia pensiun, yaitu pensiun dari dinas aktif. Apakah Anda ingin tahu siapa dia?

Baca juga:

Panglima TNI mengungkap identitas 3 personel TNI AL yang terlibat penembakan terhadap pengelola rental mobil di resor Jakarta-Merak.

VIVA Militer: Marsekal Muda TNI Yudi Bustami

Dialah Marsekal Muda TNI Yudi Bustami. Atas perintah Panglima, lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun 1989 itu dipanggil ke Mabes TNI AU untuk pensiun.

Baca juga:

Siapa sangka pria berjaket hitam dan becak itu ternyata adalah jenderal hantu Marinir TNI yang ada dalam perisai hidup Presiden.

Dan jabatan Panglima Komando Operasi Pasukan Khusus (Kopasgat) TNI AU diserahkan kepada juniornya Marsma TNI Deni Muis.

Marsekal TNI Yudi Bustami mengabdi sebagai prajurit TNI selama 36 tahun. Dari awal kariernya di militer, jenderal TNI kelahiran Bandung, Jawa Barat ini langsung bergabung dengan Korps Baret Oranye.

VIVA Militer: Marsekal Muda TNI Yudi Bustami

VIVA Militer: Marsekal Muda TNI Yudi Bustami

Perjalanan karirnya di Kopasgat pun tak main-main, karena Kang Yu dipercaya sebagai salah satu prajurit pasukan rahasia antiteror Kopasgat, Bravo 90 (Satbravo 90).

Bahkan pada tahun 1999, saat masih menyandang gelar kapten, Kang Yu dipercaya memegang tongkat estafet Komandan Satbravo 90. Saat itu, ia menggantikan Kapten Psk Muhammad Nasyer.

Tak lama kemudian, ia dipromosikan menjadi komandan Batalyon Komando (Yonko) 464/Nanggala di Malang, Jawa Timur. Dari Jawa Timur, Kang Yudi dipindahkan ke Medan untuk menjabat sebagai Komandan Sayap III/Harda Marutha, setelah itu dipindahkan ke Jakarta sebagai Komandan Sayap I/Harda Maruta, menggantikan Kolonel Psk Taspin Hasan.

VIVA Militer: Marsekal Muda TNI Yudi Bustami

VIVA Militer: Marsekal Muda TNI Yudi Bustami

Nama Kang Yudi tercantum dalam biografi Marsekal Pertama TNI (Purn) Nanok Suratno dalam bukunya Kisah Nyata Prajurit Paskah, mantan Panglima Kopasgat 17 ini bercerita tentang komando Kompi C yang dipimpin Kang Yudi. Batalyon gabungan ketika terjadi permusuhan di Maluku.

Jadi, menurut buku yang ditulis Beny Adrian, Kang Yudi saat itu masih menyandang gelar kapten. Oleh karena itu, ia dipercaya memimpin Kompi C, gabungan pasukan elit tiga dimensi bentukan Mabes TNI yang terdiri dari Gultor 81 Kopassus, Denjaka Marinir, dan prajurit Satbravo 90 Kopassgat.

Saat itu, Komandan Detasemen Kopassus sedang sial, seorang prajurit Korps Baret Merah tertembak saat bergerak menuju Saparua. Dia terluka oleh peluru di kepala. Dan saat itulah Kang Yu memastikan bahwa penembaknya adalah seorang penembak jitu, seorang penembak jitu.

VIVA Militer: Marsekal Muda TNI Yudi Bustami

VIVA Militer: Marsekal Muda TNI Yudi Bustami

Melihat kondisi korban, Kang Yu memerintahkan segera dievakuasi. Namun proses evakuasi tidak mudah karena prajurit TNI menjadi sasaran penembakan misterius tersebut.

Namun Kang Yudi tetap yakin bisa menyelamatkan nyawa korban. Terakhir, empat tentara membawa jenazah prajurit yang tertembak. Di sinilah Kang Yui muncul.

Dia dengan berani memutuskan untuk menggunakannya sebagai perisai manusia bagi tentara yang dievakuasi. Karena itu, Kang Yu sengaja berdiri di belakang tandu agar penembak misterius itu tidak mengganggu proses evakuasi.

VIVA Militer: Marsekal Muda TNI Yudi Bustami

VIVA Militer: Marsekal Muda TNI Yudi Bustami

Namun takdir berkata lain, meski ia mempertaruhkan nyawa dan anggota tubuhnya untuk mengungsi. Seorang prajurit Kopassus yang terluka tewas di perairan Saparua sebelum mencapai kapal TNI Angkatan Laut.

Maka kini semua kisah Kang Yudi akan menjadi sejarah, meski Kang Yudi akan segera keluar dari TNI, namun tidak akan pernah terlupakan.

Baca: Siapa Sangka Pria Berjaket Hitam dan Becak Ternyata Jendral Hantu, Marinir TNI, Tameng Kehidupan Presiden

Halaman berikutnya

Sumber: Kopasgat

Halaman berikutnya



Sumber