Menu makan gratis bergizi hari pertama di Depok yang diganti jeruk tidak termasuk susu.

Senin, 6 Januari 2025 – 21:52 WIB

depok, VIVA – Menu Makanan Bergizi Gratis (MBG) Kota Depok hari ke-1 tidak termasuk susu. Namun, pihak penyedia makanan mengganti susu tersebut dengan jeruk pada Senin, 6 Januari 2025, hari pertama pendistribusian.

Baca juga:

Budiman Sudjatmiko menjelaskan arus kas dari makanan bergizi gratis di desa

Observasi hari pertama, siswa menyantap makanan yang terdiri dari nasi, ayam teriyaki, orek tempe, sayur mayur, dan jeruk.

Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhanas RI), TB. Ace Hasan Syadzily mengatakan susu harus menjadi menu MBG ke depannya. Sebab, susu menunjang kualitas gizi anak.

Baca juga:

Penjelasan BGN tentang susu untuk makanan bergizi gratis bisa diganti dengan daun kelor.

“Saya kira (susu) harus ada kalau saatnya tiba karena itu bagian dari peningkatan kualitas gizi anak kita,” ujarnya saat berkunjung ke dapur umum di Kebayunan, Depok.

Menu nutrisi gratis hari pertama di Depok tidak termasuk susu

Foto:

  • VIVA.co.id/Rinna Purnama (Depok)

Baca juga:

Pemerintah akan membangun total 5.000 dapur umum makanan feeder gratis pada tahun 2025

Dapur penyedia MBG kemudian akan menambahkan susu ke dalam menu yang disajikan. Namun susu hanya diberikan satu atau dua kali dalam seminggu.

“Jangan salah, menu susu hanya tersedia untuk menu susu, tidak setiap hari. “Bisa seminggu sekali atau seminggu dua kali,” kata Manajer Dapur Kebayunan, Novia Ayu.

Menu susu diganti dengan makanan lain dengan kandungan gizi yang disesuaikan. Seluruh menu yang diberikan kepada penerima manfaat dihitung oleh ahli gizi yang ditugaskan di dapur masing-masing.

“Yang jelas meski tidak menggunakan susu, para ahli gizi telah menyesuaikan kandungan nutrisinya bagi mereka yang menjalani pola makan bergizi. Jadi susu tidak tersedia setiap hari. “Jadi mungkin seminggu sekali atau dua kali,” ujarnya.

Dalam seminggu, ahli gizi membuat menu dengan berbagai variasi. Dengan demikian, penerima manfaat tidak bosan dengan menu yang disajikan. Kandungan nutrisinya juga disesuaikan dengan penerima yang dituju.

“Setiap hari menunya berbeda-beda, karena tidak mungkin setiap hari menunya sama, tentu penerimanya akan bosan dan menunya berbeda-beda tergantung penerimanya. Anak PAUD, SD, SMP dan SMA mempunyai menu yang berbeda-beda, jadi 5 dapur kami mempunyai menu yang berbeda-beda. Kandungan nutrisinya pun berbeda-beda karena kebutuhannya bergantung pada usia, berat badan, bahkan pola makan. Jika kita juga menangani makanan, kita telah bekerja sama untuk mengurangi risiko yang terkait dengan alergi. “Jadi setiap siswa kita catat informasi alerginya,” ucapnya.

Ia mengatakan akan ada evaluasi harian terhadap kombinasi menu, penyesuaian rasa, dan lainnya. Apabila dirasa ada menu yang kurang populer, akan dilakukan perubahan lebih lanjut.

“Yang jelas penilaiannya tidak perlu menunggu satu atau dua hari. Setiap kami menyelesaikan suatu implementasi, kami berkomitmen untuk memberikan evaluasi kepada teman-teman BGN. Hari ini pertama-tama mari kita lihat apa saja hasil dari proses pemberian makanan tersebut. Kalaupun masih banyak yang tersisa, berarti kita harus mengevaluasinya. “Tapi saya amati hari ini ada 5 sekolah. Alhamdulillah tidak ada yang tersisa,” tutupnya.

Halaman berikutnya

Menu susu diganti dengan makanan lain dengan kandungan gizi yang disesuaikan. Seluruh menu yang diberikan kepada penerima manfaat dihitung oleh ahli gizi yang ditugaskan di dapur masing-masing.

Halaman berikutnya



Sumber