Selasa, 7 Januari 2025 – 18.10 WIB
VIVA – Dua tentara Ukraina diduga menjadi korban kejahatan perang yang dilakukan Angkatan Bersenjata Federasi Rusia (FSRF) dalam insiden yang terjadi di wilayah Volnovakha Republik Rakyat Donetsk (DPR).
Baca juga:
Mayor, yang keluar dari Akademi Militer pada tahun 2006, menjadi komandan batalyon TNI legendaris yang mengirim tentara Belanda ke kuburan mereka
Menurut laporan itu VIVA militer dari Suara baru Ukrainadua tentara Ukraina yang menjadi korban adalah tawanan perang Rusia.
Dinas Keamanan Ukraina (SBU) melaporkan bahwa dua tentara ditembak di kepala dari jarak dekat.
Baca juga:
Menhan Jepang Bertemu Menhan Sjafri, Bahas Ketegangan di Laut China Selatan?
Insiden itu terjadi pada 3 Januari 2025, ketika pasukan Rusia menyerang pangkalan militer Ukraina di dekat desa Vremivka, menurut Kantor Kejaksaan Agung Ukraina.
VIVA MILITARY: Mayat tentara Rusia setelah serangan rudal militer Ukraina
Baca juga:
Puluhan tentara Ukraina yang dikirim ke Prancis untuk pelatihan militer berhasil melarikan diri
Sebelumnya, dua tentara Ukraina ditempatkan di kamar kecil gedung. Namun keduanya kemudian dibawa keluar dengan todongan senjata.
Munculnya kabar tersebut membuat pemerintah Ukraina menuding militer Rusia melanggar Hukum Humaniter Internasional, sebagaimana tertuang dalam Konvensi Jenewa 1949.
“Penembakan terhadap tawanan perang merupakan pelanggaran serius terhadap Konvensi Jenewa dan diklasifikasikan sebagai kejahatan internasional yang serius,” kata Dinas Keamanan Ukraina dalam sebuah pernyataan.
“Saat ini, upaya investigasi sedang dilakukan untuk mengidentifikasi semua keadaan kejahatan dan orang-orang yang terlibat.
VIVA Military: Mayat Tentara Ukraina
Hingga laporan ini diterbitkan, Dinas Keamanan Ukraina terus menyelidiki kejahatan perang yang dilakukan oleh unit militer Rusia. Khususnya di Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Lugansk (LPR).
Halaman selanjutnya
“Penembakan terhadap tawanan perang merupakan pelanggaran serius terhadap Konvensi Jenewa dan diklasifikasikan sebagai kejahatan internasional yang serius,” kata Dinas Keamanan Ukraina dalam sebuah pernyataan.