Selasa, 7 Januari 2025 – 18:46 WIB
Jakarta – Komisi VIII DPR bersama Kementerian Agama RI dan Ketua Badan Penyelenggara Ibadah Haji (BPH) menyepakati Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) tahun 2025 sebesar Rp 89,4 juta per orang. Biaya ini lebih hemat jika dibandingkan dengan biaya ibadah haji 2024.
Baca juga:
Panitia Kerja Haji DPRK Bertemu Prabowo, Laporan Belanja Haji Turun 2025
Dari angka tersebut turun hampir Rp4 juta dibandingkan BPIH tahun 2024 yang mencapai Rp93,3 juta per orang.
Ketua Panja Haji sekaligus Wakil Ketua Komisi VIII DPR dari Fraksi Gerindra, Abdul Wachid mengatakan, hal itu merupakan upaya pemerintah untuk menekan biaya haji 2025. Dengan menekan biaya Ibadah Haji 2025, berarti menyeimbangkan besarnya biaya yang dikeluarkan jemaah dengan kestabilan nilai manfaat di kemudian hari.
Baca juga:
3 poin penting keberhasilan pemerintah menekan biaya haji di tahun 2025
“Sejalan dengan visi pemerintah, kami mengedepankan efisiensi untuk meningkatkan nilai subsidi manfaat dana haji. stabil. Di sisi lain, dapat mengurangi beban masyarakat, kata Abdul Wachid dalam keterangannya, Selasa, 7 Januari 2025.
Abdul mengaku pihaknya telah bekerja keras untuk menurunkan angka BPIH pada tahun ini. Itu merupakan bagian dari biaya ibadah haji (Bipih) yang ditanggung masyarakat. Begitu pula dengan nilai manfaat yang dibayarkan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).
Baca juga:
PBNU Bentuk PT BUMN Kelola Tambang dari Pemerintah
Alhamdulillah setelah dilakukan rapat maraton, kami mampu menurunkan besaran BPIH tahun ini sebesar Rp4 juta dibandingkan usulan pemerintah, kata Abdul.
Sedangkan untuk skema tahun ini, komponen Bipih dikenakan biaya Rp600.000 per orang. Sementara itu, total komponen nilai keuntungan turun menjadi Rp1 triliun.
Hasil dari keputusan ini adalah efektivitas Dana Haji untuk stabilitas pendanaan ke depan, kata Abdul.
Menurut dia, Fraksi Gerindra di DPRK menuntut beberapa hal yang perlu mendapat perhatian. “Pertama, kami ingin memastikan pelayanan haji BPIH 1446 H/2025 M semakin rasional tanpa mengorbankan kenyamanan dan kualitas,” jelas Abdul.
Ia kemudian menyampaikan harapannya agar perbekalan untuk petugas haji mencukupi.
“Selain itu, Kemenag RI penting untuk melakukan perencanaan krisis manajemen di titik-titik rawan untuk memberikan pelayanan ibadah yang maksimal kepada jamaahnya,” ujarnya.
Arahan Presiden Prabovo menjadi fokus
Abdul mengatakan penurunan biaya haji pada tahun 2025 mencerminkan kepedulian pemerintah untuk menjadikan biaya lebih terjangkau masyarakat tanpa menurunkan standar pelayanan. Selain itu, pengendalian yang ketat juga diterapkan untuk memastikan bahwa dana yang dikelola dapat dipertanggungjawabkan dan menghasilkan keuntungan yang wajar.
Menurut dia, sesuai instruksi Presiden Prabowo, perlu dicari formula agar biaya haji tidak memberatkan calon jemaah haji. “Namun, kita bisa meningkatkan kualitas pelayanan dan membuatnya lebih berkelanjutan,” kata Abdul.
Abdul juga mengatakan efisiensi bukan hanya soal angka. Namun hal itu untuk memastikan setiap rupiah yang dikeluarkan memberikan dampak nyata terhadap kenyamanan dan kemudahan jemaah haji, kata Abdul.
Halaman selanjutnya
Sedangkan untuk skema tahun ini, komponen Bipih dikenakan biaya Rp600.000 per orang. Sementara itu, total komponen nilai keuntungan turun menjadi Rp1 triliun.