Kontrak tak diperpanjang, mengingat rentetan perebutan aturan kebakaran yang membeberkan kasus korupsi sejak 2021.

depok, VIVA – Veteran Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota (DPKP) Depok Sandi Butar harus menelan pil pahit setelah kontraknya dengan Butar dipastikan tak diperpanjang pada 2025.

Baca juga:

Ironi! Petugas BPJS Kesehatan mengaku mendapat fasilitas asuransi swasta: untuk pelayanan yang cepat

Sandi yang sudah 10 tahun mengabdi itu menduga keputusan itu ada kaitannya dengan sikap vokalnya selama bekerja.

“Saya tidak bisa pergi ke lemari bersama teman-teman dan kantor saya untuk mengambil barang-barang. Teman-teman saya. Saya ingin mengucapkan selamat tinggal, saya dipecat, kontrak saya telah diputus. Bu Tesi Haryanti dari tanda tangannya, katanya. “Entah kenapa, saya sudah hampir 10 tahun di pemadam kebakaran,” kata Sandy dalam video yang dirilis, Selasa, 7 Januari 2025.

Baca juga:

Kontrak Sandi Damkar tidak diperpanjang setelah video protes viral, jelas bos

Penjelasan perjanjian kata sandi belum diperpanjang

Menanggapi hal tersebut, Plt Sekretaris Daerah (Secda) Kota Depok Nina Suzana membenarkan kontrak Sandi belum diperpanjang. Namun, Nina belum mau menjelaskan secara detail alasan keputusan tersebut.

Baca juga:

Setelah protesnya terhadap kebakaran di Depok menjadi viral, kontrak Sandi tahun 2025 tidak diperpanjang.

“Tidak diperpanjang. Ada juga hasil ini, evaluasi kinerja, kata Nina, seperti dikutip VIVA.co.id.

Soal tudingan Sandi sebagai korban politik, Nina menegaskan, seluruh pegawai kontrak dinilai kinerjanya.

“Ada istilah pemerintah adalah korban politik. Kalau dia menganggap dirinya korban politik, dia berpolitik. “Dari kerja yang dilakukan terlihat seluruh kontrak PKPT diselesaikan setahun sekali dan dievaluasi setiap tahunnya,” tutupnya.

Jawaban senada juga dilontarkan Pj Petugas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan DPKP Kota Depok, Tesi Haryanti.

Tesy menjelaskan, sebelum keputusan ini diambil, pihaknya telah memberikan pemberitahuan terlebih dahulu kepada Sandi dan dua rekannya yang kontraknya belum diperpanjang.

“Perlu kami jelaskan kenapa kontraknya tidak diperpanjang, sederhana saja. “Pertama surat pemberitahuan, lalu paklar yaitu surat keterangan kerja dari yang bersangkutan, karena ada tiga orang yang kontraknya tidak diperpanjang,” kata Tesi, dilansir VIVA.co.id.

Plt Kepala Operasi Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan DPKP Kota Depok juga mengatakan, kontrak Sandi dan kedua rekannya tidak diperpanjang karena kontraknya telah habis pada 31 Desember 2024.

Selain itu, ada evaluasi internal yang menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan ini.

Perjuangan Sandy membersihkan tuduhan korupsi sejak 2021

Sandi dikenal sebagai sosok yang berani menghadapi berbagai persoalan di tempat kerjanya. Pada 14 April 2021, ia menghebohkan publik usai melaporkan kasus korupsi Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok ke Kejaksaan Negeri Depok.

Dalam laporannya, Sandi memberikan bukti adanya dugaan kenaikan harga pembelian sepatu lapangan, serta penurunan biaya penyemprotan disinfektan.

Sandi Butar Butar, Petugas Pemadam Kebakaran Kota Depok

“Harga pagu anggarannya Rp 850.000 per sepatu, tapi untuk sepatunya sendiri kadang kita cek tidak ada petugas keamanannya,” kata Sandi.

Ia menduga harga tersebut tidak sesuai dengan karakteristik teknis barang yang ditawarkan.

“Saya lihat gambarnya sama persis, kualitasnya sama, mereknya sama di toko online, harganya sekitar Rp 400.000,” imbuhnya.

Tak hanya itu, Sandi juga menyebut aparat kurang memperhatikan penyediaan peralatan kerja. Bahkan, ia dan rekan-rekannya sempat membeli alat pemotong logam untuk membantu warga yang cincin tersangkut di jari.

Namun keberanian Sandi membeberkan dugaan korupsi justru berujung intimidasi. Ia mengaku kerap mendapat perlakuan buruk dari pihak tertentu dan baru pertama kali mendapat Surat Peringatan (SP) setelah empat tahun mengabdi.

Kunjungi ruang video peralatan dan armada rusak yang menjadi viral

Upaya Sandi kembali menjadi perhatian pada Juli 2024 ketika ia membuat video “tur ruangan” di kantor Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok. Dalam video tersebut, Sandi memperlihatkan kondisi rusaknya dua buah gergaji mesin yang biasa digunakan untuk mengevakuasi pohon tumbang.

Tak hanya itu, juga terlihat armada mobil pemadam kebakaran yang rem tangannya tidak berfungsi sehingga menyulitkan petugas, apalagi saat dihadapkan pada jalan berbukit.

Setelah videonya viral, Sandi dan ketiga rekannya mendapat surat dari Dede Kurnia, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Cimanggis.

Mereka diminta mengikuti pelatihan pegawai kontrak tidak tetap (PKTT) pada Selasa, 23 Juli 2024 di bawah pimpinan UPT.

4 warga terbakar akibat virus kebakaran

Video Sandi Butar-butar viral setelah menyebut empat pegawai depo pengisian air minum di Permukiman Tirta Mandala, Sukmajaya, Depok, terbakar dalam kebakaran yang terjadi pada Rabu malam, 6 November 2024.

“Bupati Adnan Mahyudin, ya, kami baru saja kembali ke lokasi kebakaran di Tirta Mandala Sukmajaya. Empat orang terbakar, Pak. Siapa yang bertanggung jawab? Anda bilang kemarin departemen di kejaksaan ini dikoreksi, Ombudsman bilang sudah dikoreksi, apa faktanya? Masyarakat melihatnya, kata Sandi, Kamis, 7 November 2024.

Sandi menyayangkan manajemen tidak memberi tahu bawahannya mengenai kerusakan serikat pekerja. Baru setelah dia tiba di tujuan dengan unit tersebut dia mengetahui bahwa unit tersebut tidak dapat digunakan. Ia mengaku heran kenapa anak buahnya menutupinya, padahal itu mengancam keselamatan petugas di lapangan.

“Di sini ada dua mobil, kata Anda diperbaiki, diperbaiki apa Pak? Tidak ada operator. Coba sampaikan kepada operator bahwa tidak ada masalah dengan kerusakan tersebut. Setelah mendapat konfirmasi dari Kejaksaan dan Ombudsman, fakta apa saja yang diperbaiki pada bagian yang Anda sebutkan tersebut? Lihat sendiri, dua mobil sedang ngomong mau diperbaiki, diperbaiki apa pak? Tidak tersedia. Hal ini sudah dinilai oleh masyarakat, Pak. “Ada kebocoran gas Pak Adnan, Kepala Pemadam Kebakaran, otak Anda telah digunakan untuk keselamatan anggota tubuh Anda,” katanya dengan marah.

Ia pun menyinggung ucapan Kepala Pemadam Kebakaran Depok yang terkesan selalu menyalahkan anggotanya. Pihak manajemen pun menyayangkan alasan mereka melakukan hal tersebut.

“Sebenarnya masyarakat melihat kami mengikuti fakta. Anda ingin mencari-cari kesalahan saya, tolong aib pribadi saya, tetapi saya tidak pernah merugikan rakyat, saya tidak pernah merugikan ibu pertiwi, saya tidak pernah mengorbankan warga negara yang tidak bersalah. “Empat orang terbakar, pikirkan dengan otak Anda,” jelasnya.

Halaman berikutnya

“Ada istilah pemerintah adalah korban politik. Kalau dia menganggap dirinya korban politik, dia berpolitik. “Dari kerja yang dilakukan terlihat seluruh kontrak PKPT diselesaikan setahun sekali dan dievaluasi setiap tahunnya,” tutupnya.

Kejaksaan DKI kembali memvonis PT GEGI bersalah karena tidak membayar asuransi



Sumber