PBNU Bentuk PT BUMN Kelola Tambang dari Pemerintah

Selasa, 7 Januari 2025 – 12:31 WIB

Jakarta – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mendirikan perusahaan pertambangan PT Berkah Usaha Muamalah Nusantara (BUMN).

Baca juga:

DPR dan Panitia Kerja Pemerintah sepakat ibadah haji 2025 dibiayai Rp55,4 juta per jemaah.

Ketua PBNU Yahya Cholil Staquf menjelaskan, perusahaan didirikan untuk mengurus Izin Usaha Pertambangan Khusus (WIUPK) dari pemerintah.

“Kalau SDM yang kita punya, kita sudah buat PT, kita sudah punya PT dan penanggung jawab utamanya adalah bendahara utama dan juga pengusaha pertambangan. Yang kita buat adalah PT Berkah Usaha Muamalah Nusantara. nama perusahaannya, kata pria bernama Gus Yahya seperti dikutip dalam tayangan YouTube, Selasa, 7 Januari 2025.

Baca juga:

Pemerintah akan membuat program pinjaman khusus berbunga rendah untuk pekerja migran

Ketua PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya di kantor PBNU Jakarta

Menurut Gus Yahya, PBNU telah menerima WIUPK seluas 25.000 hingga 26.000 hektare di Kaltim. Dia mengakui, proses mendapatkan izin dan persyaratan yang diperlukan untuk pekerjaan eksplorasi sedang berlangsung.

Baca juga:

Presidential Threshold Akhirnya Dihapus, Gus Yahya: Bukan Domain Kami, NU Berfungsi Sebagai Pemilih

“Izin usaha pertambangan di kawasan ini sudah diterbitkan, namun proses izin pekerjaan eksplorasi masih berjalan.

Dijelaskannya sekali lagi, PT BUMN yang didirikan itu dibentuk oleh pengurus dan warga NU. Saham perusahaan dimiliki sepenuhnya oleh koperasi. Langkah tersebut mengharuskan WIUPK dijalankan oleh badan usaha koperasi sesuai dengan ketentuan Perpres.

Padahal, NU sendiri sudah mempunyai banyak orang, sumber daya manusia tingkat tinggi yang bisa kita panggil untuk ikut bekerja, kata Gus Yahya.

“Saat ini misalnya kami mendapat informasi ada 286 tenaga ahli NU yang bekerja profesional di berbagai negara, ada yang di perusahaan pesawat terbang, ada yang di industri keuangan, dan industri teknologi tinggi lainnya di level manajemen,” ujarnya.

Dia mengatakan PBNU masih harus mengurus persyaratan administratif, termasuk kajian lingkungan hidup dan kepatuhan terhadap pengamanan reklamasi. Gus Yahya menegaskan, reklamasi lahan dan tanggung jawab lingkungan menjadi prioritas.

“Pemerintah memerlukan jaminan reklamasi yang besar, sehingga perlu mencari investor yang dapat membantu pendanaan untuk memenuhi komitmen tersebut,” ujarnya.

Di sisi lain, PBNU memahami pentingnya menjaga stabilitas usaha dan menghindari kerugian. “Jangan sampai NU menderita. Tentu keuntungan dan bisnis yang baik harus berkembang,” jelasnya.

Halaman berikutnya

“Padahal NU sendiri sudah mempunyai banyak orang, sumber daya manusia tingkat tinggi yang bisa kita panggil untuk ikut bekerja,” kata Gus Yahya.

Kejaksaan DKI kembali memvonis PT GEGI bersalah karena tidak membayar asuransi



Sumber