Rabu, 8 Januari 2025 – 01:10 WIB
Jakarta – Utang Beli Sekarang Bayar Nanti (BNPL) atau PayLater masyarakat Indonesia mencapai Rp 30,36 triliun per November 2024. Jumlah ini adalah industri perbankan dan multifinance.
Baca juga:
Mungkinkah melunasi utang pinjaman menggunakan dana darurat? Jangan salah langkah, simak penjelasannya
Dian Ediana Rae, Direktur Utama Pengawasan Bank OJK, mengatakan kredit PayLater di perbankan meningkat Rp 21,77 triliun atau 42,68 persen. dari tahun ke tahun (busur).
“Sampai November 2024, saldo debit kredit BNPL tumbuh 42,68 persen year-on-year dan mencapai Rp21,77 triliun dari 47,92 persen pada Oktober 2024,” kata Dian pada 7/2025 dalam konferensi pers, Selasa, Januari.
Baca juga:
Prabowo akan menghapus utang 1 juta pelaku UMKM senilai Rp 14 triliun
Dian menjelaskan, pencapaian ini menunjukkan bank melaksanakan ekspansi kredit konsumer secara signifikan melalui PayLater.
Baca juga:
Persyaratan untuk mendapatkan pinjaman dan menggunakan PayLater semakin ketat, Anda harus memiliki gaji minimal sebesar ini.
“Tentu saja, menurut saya itu terlihat khawatir bank kami dengan kebutuhan masyarakat secara keseluruhan. “Masyarakat yang membutuhkan sampai-sampai bisa dibilang kreditnya kecil sekali,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Keuangan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK Agusman mengatakan, PayLater di perusahaan keuangan mengalami peningkatan sebesar 61,90 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. , atau mencapai Rp 8,59 triliun.
Pertumbuhan pembiayaan pembiayaan “Buy Now Pay Later (BNPL)” oleh perusahaan pembiayaan meningkat menjadi 61,90% pada Oktober 2024 atau 63,89% year-on-year atau senilai Rp8,59 triliun. NPF bruto 2,92 persen, Oktober 2024 2,76 persen,” jelasnya.
Halaman selanjutnya
Sumber: Freepik.com//rawfixel