Jakarta – Menteri Agama RI Nasaruddin Umar bersama Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Kamala S. Lakhdir hari ini menandatangani nota kesepahaman kerja sama perluasan program Fulbright Departemen Luar Negeri AS.
Baca juga:
Biaya Haji 2025 Dikurangi, Menag: Harapan Presiden Prabovo Terkabul
Ini adalah program beasiswa untuk pemerintah AS, institusi dan individu yang didukung oleh Kementerian Agama (Kemenag). Mari kita lanjutkan menelusuri artikel lengkapnya di bawah ini.
Penandatanganan nota kesepahaman ini menyusul surat deklarasi yang ditandatangani pada akhir tahun 2023 oleh Elizabeth Allen, Wakil Menteri Luar Negeri AS untuk Diplomasi Publik, dan Nizar Ali, yang saat itu menjabat Wakil Menteri Luar Negeri Urusan Agama.
Baca juga:
Menteri Agama memastikan ibadah haji tahun ini berlangsung selama 40 hari
Sinergi ini juga merupakan bagian dari upaya penguatan program pertukaran pelajar dan budaya antara Amerika Serikat dan Indonesia.
Baca juga:
Menteri Agama Nasaruddin Umar: Biaya haji turun, kualitas pelayanan tidak menurun
“Hari ini saya menandatangani memorandum dengan Duta Besar AS untuk memperluas program Fulbright di Indonesia. “Hal ini merupakan bagian dari upaya Kementerian Agama untuk memperluas akses beasiswa bagi pelajar dan santri di lembaga pendidikan menengah yang didukung oleh Kementerian Agama, serta civitas akademika Perguruan Tinggi Keagamaan (PTK) untuk belajar di Amerika”, kata Menteri Agama Nasaruddin Umar di Jakarta, Rabu 8 Januari 2024.
“Saya adalah penerima beasiswa Fulbright dan telah melihat langsung manfaat dari program ini” Berdasarkan keterangan resmi Kementerian Agama, lanjut Menag.
Menurut Menteri Agama, nota ini membuka kemungkinan penerimaan beasiswa ilmiah atau akademik bagi santri, santri pesantren, mahasiswa, dan akademisi yang belajar pada lembaga pendidikan menengah atau tinggi di bawah binaan Kementerian Agama. gelar di Amerika Serikat.
Memorandum ini juga membuka peluang bagi akademisi dan mahasiswa Amerika untuk mengajar atau melakukan penelitian bersama di lembaga yang didukung oleh Kementerian Agama.
Melalui nota kesepahaman ini, madrasah atau pesantren dapat mengundang Fulbright USA English Teaching Assistants (ETAs) untuk ikut mengajar bahasa Inggris di lembaganya.
Anggota fakultas dari lembaga pendidikan tinggi keagamaan yang didukung oleh Kementerian Agama juga dapat mengajukan beasiswa penelitian di universitas mitra di Amerika Serikat.
Mahasiswa dari Universitas Keagamaan yang didukung oleh Kementerian Agama juga berhak mengajukan beasiswa untuk studi pascasarjana di universitas-universitas di Amerika Serikat.
“Kami sangat senang dengan kerja sama ini. “Saya berharap dapat melihat dampak program Fulbright terhadap institusi dan akademisi Kementerian Agama di Amerika Serikat dan Indonesia, serta dampak jangka panjang yang tidak dapat dihindari terhadap kedua negara kita.” kata Duta Besar AS Lakhdir.
Program Fulbright merupakan program pertukaran akademik pemerintah AS yang didirikan pada tahun 1947 dan terus beroperasi. Program ini beroperasi di lebih dari 160 negara.
Program Fulbright di Indonesia telah berjalan secara berkesinambungan sejak tahun 1952 dan sejak tahun 1992 dikelola oleh American Indonesia Exchange Fund, atau AMINEF/Fulbright Indonesia.
Ini adalah kerangka kerja bilateral yang ditetapkan oleh kedua pemerintah dan diatur oleh dewan pengurus bilateral. Lihat www.aminef.or.id Untuk penjelasan lengkap mengenai Fulbright dan program lain yang didanai Departemen Luar Negeri AS yang tersedia di Indonesia.
Beasiswa Indonesia Bangkit
Selama ini, Kementerian Agama juga menawarkan beasiswa melalui Program Beasiswa Indonesia Bangkit (BIB). Hingga saat ini, Kementerian Agama memberikan beasiswa kepada 4.031 mahasiswa S1.
Jumlah tersebut terdiri dari 549 beasiswa reguler, 51 beasiswa prestasi, 99 beasiswa tahfiz, dan 3318 beasiswa Pendidikan Agama Islam Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ PAI) di IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
Selain itu, 14 mahasiswa mendapatkan beasiswa untuk studi sarjana di perguruan tinggi luar negeri. Saat ini, 385 mahasiswa menerima beasiswa reguler magister di sejumlah universitas tanah air untuk gelar magister.
Selain itu, 34 mahasiswa mendapat beasiswa tetap S2 untuk belajar di sejumlah perguruan tinggi di luar negeri.
Sementara itu, pada tahap doktor, sebanyak 462 mahasiswa sedang menerima studi doktoral di perguruan tinggi setempat, 168 mahasiswa menerima beasiswa doktor di perguruan tinggi luar negeri, dan 50 mahasiswa menerima 5.000 beasiswa doktor.
Selain itu, Kementerian Agama juga mengalokasikan beasiswa bagi 57 mahasiswa peserta program beasiswa bilateral jenjang magister di perguruan tinggi luar negeri.
“Untuk tahun 2025, kami kembali membuka kesempatan bagi penerima program beasiswa Indonesia Bangkit untuk belajar di dalam dan luar negeri. – Kami menyiapkan 370 kuota untuk S1, 220 untuk S2, 250 untuk S3, dan 30 untuk gelar master dua tingkat di luar negeri. – kata menteri agama.
“Selain itu, kami juga menyiapkan 75 kuota untuk membantu penyelesaian doktor lokal. “Semua ini kami lakukan untuk memperluas akses kepada pelajar, santri, mahasiswa, dan guru yang didukung oleh Kementerian Agama untuk meningkatkan kompetensi dan keterampilan akademik,” ujarnya. – katanya lagi.
“Hal ini merupakan bagian dari upaya peningkatan mutu pendidikan dan mempersiapkan generasi berkualitas menyongsong Indonesia Emas 2045” dia menekankan.
Halaman selanjutnya
Melalui nota kesepahaman ini, madrasah atau pesantren dapat mengundang Fulbright USA English Teaching Assistants (ETAs) untuk ikut mengajar bahasa Inggris di lembaganya.