Menu Makanan Gratis Ada Ayam Teriyaki, PB IDI: Ya Tuhan!

Kamis, 9 Januari 2025 – 00:00 WIB

Jakarta – Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) pun menyikapi program Makan Gizi Gratis (MBG) yang dicanangkan pemerintah pada Senin, 6 Januari 2025.

Baca juga:

Viral Larangan Foto Menu Makanan Bergizi Gratis, Kepala Badan Gizi Nasional angkat bicara

Influencer PB IDI, DR Dr Tan Shot Yen, M.Hum menyampaikan beberapa catatan penting dari program MBG ini. sesuatu Gulir untuk informasi lebih lanjut!

“Pertama, jumlahnya harus memenuhi kebutuhan nutrisi orang yang meminumnya. Misalnya ibu hamil pasti tidak sama dengan anak sekolah. “Artinya jumlah per porsi dan kalorinya,” kata Dr Tan dalam jumpa media online pada Rabu 8 Januari 2025.

Baca juga:

Mengapa tidak ada susu di menu MBG? PB IDI: Kita tidak lagi mengikuti 4 Sehat 5 Sempurna

Menu nutrisi gratis hari pertama di Depok tidak termasuk susu

Foto:

  • VIVA.co.id/Rinna Purnama (Depok)

Lalu, catatan kedua yang tidak terlalu penting tentu saja adalah kualitas makanan yang disajikan. Jangan sampai menu yang disantap anak tidak sesuai dengan konsep gizi seimbang.

Baca juga:

PB IDI ingatkan soal menu makanan gratis: tidak boleh gorengan atau sosis

“Kemarin di Palmera (MBG), saya sedikit gugup pada hari pertama mereka menyajikan ayam teriyaki kepada saya. Ya Tuhan, ayam yang dikuliti. Padahal bumbu dan sausnya penuh dengan bahan makanan berbahaya, ujarnya.

“Misalnya kita bisa dengan mudah mengolah ayam woku, ayam kalasan, atau ayam bakar bumbu rujak. Kenapa ayam teriyaki juga? – melanjutkan pertanyaannya.

Dr Tan juga menjelaskan bahwa makan gratis bergizi juga harus memenuhi HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) yang memiliki 5 poin antara lain keamanan pangan dan keamanan pangan.

“Pertama, dalam memilih makanan, hindari makanan olahan yang sudah busuk. “Tidak hanya daging, tapi bawang bombay dan jahe,” ujarnya.

Kemudian poin kedua adalah menebar bahan makanan mentah. Dr Tan mengingatkan, stok bahan makanan harus disimpan dengan baik.

“Ketiga, kita perlu meraciknya, bagaimana kita meraciknya tanpa bahan makanan yang berbahaya. “Kenapa tidak menggunakan bahan alami yang ada di Indonesia, lengkuas, jahe, lengkuas, dan lain-lain,” jelasnya.

Selanjutnya perhatikan juga cara penggunaan atau memasaknya. Dr Tan menyarankan memasak bahan makanan dengan cara direbus, dipanggang, dibuat sup, atau yang lainnya, daripada digoreng.

“Poin terakhir atau kelima adalah berapa lama makanan siap saji sampai ke tangan anak atau orang yang menerimanya dan segera dikonsumsi. Kita tahu bahwa setelah 2 jam atau lebih pada suhu ruangan, risiko kontaminasi makanan dan pertumbuhan bakteri dan jamur sudah terjadi. “Karena 5-60 derajat Celcius merupakan suhu kritis,” jelasnya.

“Jadi semua pemasok makanan, baik itu pabrik atau instansi besar, semua orang tahu, bahkan maskapai penerbangan atau pusat-pusat yang mengantarkannya ke masyarakat, karena pada suhu 5-60 derajat Celcius, kuman, bakteri dan merupakan suhu yang paling penting. tempat jamur dapat tumbuh.

Halaman selanjutnya

“Pertama, dalam memilih pangan misalnya, jangan biarkan pangan yang akan diolah menjadi busuk. “Tidak hanya daging, tapi bawang bombay dan jahe,” ujarnya.

Halaman selanjutnya



Sumber