Rabu, 8 Januari 2025 – 10:20 WIB
Tel Aviv, LANGSUNG – Palestina dan Yordania pada Selasa 7 Januari 2025 mengecam keras peta baru Israel yang menunjukkan wilayah Palestina, Yordania, Suriah, dan Lebanon sebagai bagian dari tanah Tel Aviv.
Baca juga:
Senator Bernie Sanders telah bersumpah untuk melakukan segala daya untuk memblokir penjualan senjata AS ke Israel
Sebelumnya, akun resmi Israel di media sosial menerbitkan peta baru yang menunjukkan Palestina, Yordania, Suriah, dan sebagian Lebanon sebagai wilayah Israel.
Baca juga:
Tentara Israel yang dituduh melakukan kejahatan perang di Gaza menghadapi hukum di Argentina
Juru bicara Otoritas Palestina Nabil Abu Rudayne menyebut peta Israel sebagai pelanggaran.
“Ini jelas merupakan pelanggaran terhadap seluruh resolusi legalitas internasional dan hukum internasional,” kata Nabil seperti dikutip ANews pada Rabu, 8 Januari 2025.
Baca juga:
Pasca boikot, istilah baru cuci Palestina, apa itu?
Dia juga mengatakan bahwa provokasi Israel, serta serangan yang dilakukan oleh pemukim ilegal, memerlukan sikap internasional yang mendesak untuk menghentikan apa yang dialami rakyat Palestina akibat perang dan kehancuran.
Pengkhotbah Palestina itu juga meminta pemerintahan baru AS untuk menghentikan semua kebijakan, tindakan, dan prosedur Israel yang tidak mendukung keamanan dan perdamaian di wilayah tersebut.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Yordania (Kemlu) menyebut peta Israel provokatif dan tidak berdasar serta secara keliru mengklaim hak teritorial historis Israel.
“Publikasi peta tersebut bertepatan dengan pernyataan rasis dari menteri keuangan sayap kanan Israel, Bezalel Smotrich, mengenai aneksasi Tepi Barat yang diduduki dan pembangunan pemukiman di Gaza,” lapor MFA Yordania.
“Tindakan Israel ini tidak mengurangi kedaulatan Yordania atau mengubah hak-hak hukum rakyat Palestina,” tambah kementerian tersebut.
Mereka juga menyerukan kepada pemerintah Israel untuk segera menghentikan tindakan provokatif tersebut dan menghentikan pernyataan sembrono pejabat Israel yang hanya meningkatkan ketegangan dan berkontribusi pada ketidakstabilan regional. Namun Israel belum mengomentari laporan ini.
Sebagai referensi, pada bulan Maret 2023, Smotrich berbicara di sebuah acara di Paris, berdiri di samping peta Israel Raya yang menggambarkan Yordania sebagai bagian dari negara Yahudi yang memproklamirkan diri.
Faktanya, Yordania dan Israel menandatangani Perjanjian Perdamaian Wadi Arab pada tahun 1994, mengakhiri perang antara kedua negara sejak perang Arab-Israel pertama pada tahun 1948.
Halaman selanjutnya
“Publikasi peta tersebut bertepatan dengan pernyataan rasis dari menteri keuangan sayap kanan Israel, Bezalel Smotrich, mengenai aneksasi Tepi Barat yang diduduki dan pembangunan pemukiman di Gaza,” lapor MFA Yordania.