Dinas Kesehatan DKI mengimbau warga tidak panik dengan HMPV: Tidak seperti Covid-19

Kamis, 9 Januari 2025 – 09:20 WIB

Jakarta – Dinas Kesehatan Daerah Jakarta mengumumkan virus tersebut virus metapneumo manusia atau HMPV bukanlah virus baru dan sudah dikenal dalam dunia medis. Dinas Kesehatan DKI mengimbau warga tidak panik terhadap kemungkinan penyebaran virus tersebut.

Baca juga:

Jangan panik, PB IDI menegaskan gejala virus HMPV hanya ringan dan mirip flu biasa.

Selain itu, muncul beberapa informasi bahwa virus ini mirip dengan Covid-19 yang menyebabkan situasi dunia menjadi pandemi pada tahun 2020.

virus metapneumo manusia (HMPV) ditemukan pada tahun 2001. Jadi virus ini bukanlah virus baru seperti Covid-19 yang pertama kali ditemukan pada tahun 2020. “HMPV merupakan salah satu dari sekian banyak mikroorganisme atau agen penyebab infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang ditemukan di saluran pernapasan atas dan bawah hampir sepanjang tahun,” kata Ani Ruspitavati, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, di Jakarta. Diposting pada Kamis, 9 Januari 2025.

Baca juga:

Menteri Kesehatan Budi Gunadi mengatakan HMPV bukanlah virus yang mematikan

Menurutnya, salah satu cara terbaik untuk melawan virus tersebut adalah dengan menerapkan gaya hidup sehat untuk mencegah penyakit tersebut. Hindari tertular dengan etika batuk yang baik, sering mencuci tangan, dan memakai masker saat sakit.

Oleh karena itu, kami menghimbau masyarakat untuk tidak panik, namun tetap waspada. Meski sebagian besar orang yang terinfeksi ISPA akibat HMPV tidak mengalami sakit parah, namun pada kelompok rentan, terutama anak-anak, lansia, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, hal ini dapat terjadi. Infeksi lebih lanjut bisa menjadi serius, “Ini serius dan memerlukan pengobatan bagi pasien,” jelasnya.

Baca juga:

Kasus Virus HMPV Terkonfirmasi di Indonesia, BBKK Perketat Pengendalian PPLN di Bandara Soetta

Ani menjelaskan, gejala umum penderita ISPA akibat berbagai virus atau mikroorganisme lainnya antara lain batuk, demam, hidung tersumbat, dan sesak napas. Jika terjadi infeksi pada saluran pernafasan bagian bawah maka akan terjadi bronkitispneumonia atau radang paru-paru. Setidaknya, menurutnya, terdapat 23 mikroorganisme penyebab lain yang umum ditemukan pada penderita ISPA, seperti virus influenza A dan B, Adenovirus, Corona, dan lainnya.

“Saat ini kasus ORI dan pneumonia semakin meningkat, dan mulai November 2024 keadaan tersebut relatif akan terulang setiap tahunnya, dengan kasus ISPA yang terus meningkat dari akhir tahun hingga awal tahun,” ujarnya.

Di sisi lain, data surveilans menunjukkan kasus ISPA akibat HMPV sudah ada di Jakarta sejak tahun 2022. Virus selain HMPV penyebab ISPA adalah virus influenza A H1N1 yang beredar saat ini dan dominan pdm2009, virus badak Dan Virus sinsitium saluran pernapasan.

“Sesuai data yang diterima Dinas Kesehatan hingga saat ini, jumlah kasus ISPA akibat HMPV sebanyak 19 kasus (2022), 78 kasus (hingga Oktober 2023), dan 100 kasus (2024). Data ini akan kami gunakan terus. untuk mengisi informasi tersebut berkoordinasi dengan berbagai fasilitas “layanan kesehatan dan laboratorium di Jakarta,” ujarnya.

Ia mengatakan, Pemprov DKI Jakarta selalu gencar melakukan pencegahan penularan dengan mengenali gejala ISPA, mencegah penyakit tersebut, dan menerapkan etika batuk, menggunakan masker saat sakit, mencuci tangan, dan hidup sehat untuk meningkatkan daya tahan tubuh .

“Selain itu, kami sedang mempersiapkan perangkat untuk meninjau kasus ISPA dan penyakit menular. Ke depan, kami akan memperkuat sistem peringatan penyakit yang berpotensi mewabah dengan mengembangkan sistem surveilans penyakit berbasis laboratorium untuk melengkapi sistem surveilans ILI dan SARI. (Penyakit mirip influenza dan infeksi saluran pernapasan akut yang parah) itu sudah ada sebelumnya,” katanya.

Halaman selanjutnya

Di sisi lain, data surveilans menunjukkan kasus ISPA akibat HMPV sudah ada di Jakarta sejak tahun 2022. Selain HMPV, virus penyebab ISPA adalah virus influenza A H1N1 pdm2009 yang beredar dan dominan, rhinovirus, dan virus syncytial pernapasan.



Sumber