Jumat, 10 Januari 2025 – 05:43 WIB
Istanbul, VIVA – Pada Kamis pagi, 9 Januari 2025, sejumlah drone militer Israel terlihat di beberapa kota di Lebanon selatan, melanggar gencatan senjata yang rapuh antara Israel dan Lebanon.
Baca juga:
Asops III: TNI AL siap sambut kedatangan 21 kapal perang asing untuk latihan MNEK Bali 2025
Peristiwa itu terjadi bersamaan dengan sidang penting parlemen Lebanon yang dijadwalkan memilih presiden.
Menurut Kantor Berita Nasional Lebanon (NNA), sebuah drone militer Israel ditemukan terbang di distrik Nabatia sejak pagi.
Baca juga:
Meninggalkan Mako Lantamal
Pelanggaran baru yang dilakukan Israel terjadi hanya beberapa jam sebelum parlemen Lebanon bersidang untuk memilih presiden yang telah lama ditunggu-tunggu, setelah lebih dari dua tahun kosong.
Baca juga:
Paus fokus pada situasi di Gaza: Kami tidak menerima pemboman terhadap warga sipil, anak-anak meninggal
Setelah masa jabatan Presiden Michel Aoun berakhir pada 31 Oktober 2022, parlemen Lebanon gagal memilih presiden baru dalam 12 sidang sebelumnya.
Pada Rabu (8/1), televisi Lebanon melaporkan 19 pelanggaran gencatan senjata yang dilakukan Israel, sehingga total pelanggaran sejak 27 November mencapai lebih dari 400 pelanggaran, termasuk tewasnya 32 warga Lebanon dan 39 orang luka-luka.
Perjanjian gencatan senjata tersebut bertujuan untuk mengakhiri pertempuran lebih dari 14 bulan antara militer Israel dan kelompok Hizbullah, yang dimulai pada Oktober 2023 dengan Perang Gaza.
Berdasarkan ketentuan gencatan senjata, Israel harus secara bertahap menarik pasukannya ke selatan Garis Biru, perbatasan de facto, dan tentara Lebanon harus dikerahkan ke selatan dalam waktu 60 hari.
Menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, setidaknya 4.063 orang, termasuk perempuan, anak-anak dan pekerja medis, telah terbunuh sejak serangan Israel ke Lebanon dimulai pada 8 Oktober 2023.
Serangan militer Zionis juga melukai 16.664 orang. (semut)
Halaman selanjutnya
Pada Rabu (8/1), televisi Lebanon melaporkan 19 pelanggaran gencatan senjata yang dilakukan Israel, sehingga total pelanggaran sejak 27 November mencapai lebih dari 400 pelanggaran, termasuk tewasnya 32 warga Lebanon dan 39 orang luka-luka.