Mengevaluasi makanan gratis bergizi setelah disebut makanan sedih hingga rasanya tidak enak

Jumat 10 Januari 2025 – 00:00 WIB

Jakarta – Program Makan Bergizi Gratis yang dicanangkan pemerintah pada Senin, 6 Januari 2025 mendapat tanggapan beragam.

Baca juga:

Netizen Sebut Menu MBG ‘Makanan Pedas’ Karena Tak Enak dan Porsinya Kecil, PB IDI: Soalnya…

Hanya sedikit anak yang mengeluhkan rasa tidak enak dan tidak menghabiskan makanannya. Belum lagi warganet yang menjuluki menu MBG sebagai “makanan menyedihkan” karena porsinya yang dianggap terlalu kecil. Scroll untuk informasi selengkapnya, yuk!

Pengurus Besar Persatuan Dokter Indonesia (PB IDI) pun menanggapi program MBG ini. Setelah meninjau fakta di lapangan, PB IDI pun menyampaikan beberapa penilaian. sesuatu

Baca juga:

Banyak Anak yang Keluhkan Makanan MBG Tak Enak, PB IDI: Ini Teguran Berat Buat Ibu-Ibu!

Jadi yang pertama dievaluasi adalah porsinya, menurut ilmu gizi sebaiknya dibagi dulu dengan porsi yang lebih kecil, bukan 1200 kkal, kata Influencer PB IDI, DR Dr Tan Shot Yen, M.Hum, di sebuah media. pengarahan pada Rabu, 9 Januari 2025.

Makanan bergizi gratis untuk pelajar di Banda Aceh. VIVA/Dani Randi

Foto:

  • VIVA.co.id/Dani Randi (Banda Aceh)

Baca juga:

Banyak Makan MBG di Makassar yang Tak Habis, SPPG Janjikan Hadiah untuk Siswa

Ada hal yang lebih penting untuk dipikirkan, katanya, apakah Makanan Bergizi Gratis ini benar-benar membuktikan bahwa status gizi masyarakat semakin membaik.

Kembali ke kejadian di lapangan, ternyata pada hari pertama tanggal 6 (Januari 2025), ada beberapa anak yang sengaja tidak sarapan karena ‘bisa dapat makanan di sekolah’. “Nah, sayang sekali, yang harus dibagikan, karena makanan gratis bergizi itu templatenya setiap makan lho, isinya harus seperti itu,” ujarnya.

“Nah, kalau anak ini harus makan di sekolah, sayang sekali jika di pagi hari dia hanya minum teh manis atau susu coklat yang banyak gula agar tidak kenyang. Makan malamnya apa? “Saya tadi makan siang, jadi makan malamnya mie instan,” imbuhnya.

Jika demikian, kata Dr. Tan, tentunya makanan bergizi gratis, bahkan menu lengkap, jika disertai dengan sarapan dan makan malam non-subsidi, tidak akan menambah kesehatan anak.

“Itu yang perlu menjadi perhatian para guru, itu bukan sesuatu yang bisa dilakukan Badan Pangan Nasional, itu tugas guru,” jelasnya.

Dr Tan juga tidak setuju bahwa makanan sehat itu tidak enak.

“Ada banyak pilihan sehat yang lezat. Oleh karena itu, jangan dikira micin, kecap atau yang lainnya tidak bisa dijadikan makanan sehat, soto Boyolali dan soto Kudus itu enak, tutupnya.

Halaman selanjutnya

“Nah, kalau anak ini harus makan di sekolah, sayang sekali jika di pagi hari dia hanya minum teh manis atau susu coklat yang banyak gula agar tidak kenyang. Makan malamnya apa? “Saya tadi makan siang, jadi makan malamnya mie instan,” imbuhnya.

Halaman selanjutnya



Sumber