Kamis, 9 Januari 2025 – 20:08 WIB
Jakarta, VIVA- Selang beberapa waktu, tagar FreeAdaPolis menjadi trending topik di media sosial
Baca juga:
Tagar #KluivertOut yang resmi menangani timnas Indonesia menjadi topik terpopuler
Hingga saat ini, hampir tiga ribu tweet dengan tagar Brown UniformMataDuitan dan Evil Police telah terekam di platform X.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan munculnya hashtag ini. Mulai dari kasus Polsek Cinangka yang tidak membantu pengelola rental mobil, penembakan pelajar SMK oleh aparat kepolisian di Semarang, hingga komentar terkini dan terbanyak terkait pemerasan penonton yang dilakukan 18 aparat kepolisian. 2024 di Djakarta Warehouse Project (DWP).
Baca juga:
#KluivertOut Trending, Netizen Tolak Gantikan STY!
Diketahui, 18 petugas polisi memeras penonton Malaysia dan Indonesia di ajang DWP 2024.
Puluhan anggota polisi tersebut diketahui berasal dari Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Pusat, dan Polsek Metro Kemayoran.
Baca juga:
Kapolri Tindak Tegas: Polisi Peras Penonton DWP dari Malaysia
Sementara itu, Propam Polri telah memulai proses hukum terhadap 12 pegawainya karena pelanggaran etika. Tiga di antaranya yang divonis hukuman pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH) atau pemberhentian, yakni Kompol Donald Parlaungan Simanjuntak Polda selaku Direktur Satres Narkoba Metro Jaya, AKBP Malvino Edward Hakim Seksi 3 Ditresnarkoba Polda Metro Jaya selaku pimpinan lim dan AKP Yudhy Triananta Syaeful, Panitia Bagian 1 Bagian 3 Unit 3 Direktorat Anti Narkoba Polda Metro Jaya. Kemudian sembilan pegawai lagi dijatuhi hukuman penurunan pangkat 5-8 tahun di luar lembaga penegak hukum.
Dalam salah satu postingan warganet yang paling banyak muncul di dua tagar tersebut, mereka mengungkapkan kekesalannya terhadap polisi yang melakukan pemerasan terhadap penonton konser, yang mana sebagian besar pelaku pungli adalah warga negara asing.
“Kalau duit, yang nonton konser malah diperas, kasus pungli di DWP mana? Bule kebanyakan banget #SeragamChocolate – MataDuitan,” tulis @nanonano_lee di akun tersebut.
“Seragam coklat MataDuitan sungguh tak terpuji di mata internasional. Kasus Pungli DWP 2024 bukti nyata. Sampai kapan masyarakat harus diam jika tidak ada perbaikan sistem? #BadPolice” cuit @AnsleeTam.
“Dari pungli SIM hingga pungli di konser sudah terlalu sering terjadi. Seragam mataDuitan berwarna coklat jadi simbol ketidakadilan. Kapan institusi ini berubah menjadi lebih bersih dan terpercaya? #EvilPolice,” tulis @authordinda di akun tersebut.
Kini warganet mulai bersuara, termasuk Kapolda Metro Jaya, untuk mempertanggungjawabkan kasus pungli di acara DWP 2024.
“Sampai anggapan seragam coklat MataDuitan itu tercela. Usut kasus punglinya. DWP akan tangkap semua yang terlibat, bukan #BadPolice tapi lebih baik image sebagai pegawai negeri,” cuit @Ismailahiriah.
Tak hanya warganet, LBH Jakarta juga mengutarakan pendapat serupa. Direktur LBH Jakarta Fadhil Alfathan meminta adanya proses hukum menyeluruh dalam kasus pungli di acara DWP 2024, termasuk pengusutan apakah ada keterlibatan atau kelalaian di tingkat Kapolda.
“Proses pidana harus menentukan apakah Kapolda juga terlibat. Penegakan hukum secara penuh adalah satu-satunya cara untuk mengembalikan integritas Polri dan menunjukkan tidak ada pihak yang kebal hukum, kata Fadhil.
Halaman selanjutnya
“Kalau duit, yang nonton konser malah diperas, kasus pungli di DWP mana? Bule kebanyakan banget #SeragamChocolate – MataDuitan,” tulis @nanonano_lee di akun tersebut.