Jumat, 10 Januari 2025 – 13.59 WIB
Jakarta – Nama besar Roma Irama memang dikenal sebagai salah satu legenda hidup musik dangdut Tanah Air yang karyanya sangat dikagumi. Rekornya di panggung Orkes Melayu juga dianggap sebagai pionir revolusi dunia musik Indonesia yang berujung pada diterimanya dangdut oleh berbagai lapisan masyarakat.
Baca juga:
X Type siap menggoyang Meikarta di Festival Roma Irama Dijogetin
Dengan prestasi gemilang tersebut, tak heran jika pemilik julukan “Bang Haji” ini kerap disebut sebagai salah satu maestro musik hebat di industri hiburan tanah air. Mari kita lanjutkan menelusuri artikel lengkapnya di bawah ini.
Lantas bagaimana perjalanan panjang sang raja dangdut yang mengawali perjalanannya memajukan musik orkestra Melayu puluhan tahun lalu? Cerita menarik ini patut disimak di komentar di bawah.
Baca juga:
Kemenag sangat mengapresiasi kiprah Roma Irama sebagai media seruan “Unik di Dunia”.
Dalam podcast terbaru di channel YouTube WKWK Project, penyanyi dangdut legendaris Rhoma Irama bercerita tentang kecintaan masa kecilnya terhadap musik, khususnya musik barat, India, dan Melayu.
Baca juga:
5 hari memasuki tahun baru, Batfest 2024 menghadirkan 18 band Dewa 19 hingga Rhoma Irama
Bahkan, pentolan Soneta Orchestra ini diketahui pernah memiliki sebuah band sebelum menjadi penyanyi legendaris.
“Sebenarnya saya suka menyanyikan lagu-lagu barat dan India sejak kecil, di sekolah umum, di kelas 2 SD. Kemudian berkembang dan saya membentuk band seperti Tornado, Guy Hand. – Apalagi waktu itu yang ada orkes Melayu, bukan dangdut. Ia mengutip kanal YouTube Proyek WKWK seperti dilansir laman tersebut JagoDangdut.
Ia kemudian berbagi keahlian bermusiknya dengan bandnya yang kerap berganti-ganti lagu barat dan India.
Namun, suatu ketika ia mempunyai keinginan untuk memajukan dangdut yang dulu bernama Orkes Melayu. Seiring berjalannya waktu, Bang Haji akhirnya mengukuhkan niatnya untuk mengenalkan genre musik dangdut secara luas.
Apalagi mengingat dangdut dulunya dianggap sebagai genre musik rendahan dengan berbagai stigma negatif.
Oleh karena itu, ia bekerja keras untuk mempromosikan dangdut sebagai genre musik yang setara, bahkan kalah dengan, genre musik lainnya.
“Saya melihat ada keinginan untuk mengangkat orkestra Melayu yang selama ini terpinggirkan, dicap kampungan. “Jadi ada keinginan untuk menyerukan kesetaraan, memperjuangkan musik orkestra Melayu yang hakikatnya adalah musik pedesaan.” katanya.
“Indonesia adalah negara besar, desa besar. Artinya sebagian besar masyarakat Indonesia menyukai lagu dangdut. “Itulah mengapa saya berjuang agar musik pop menjadi lebih setara,” katanya. kata Roma Irama.
Halaman selanjutnya
Ia kemudian berbagi keahlian bermusiknya dengan bandnya yang kerap berganti-ganti lagu barat dan India.