Sabtu, 11 Januari 2025 – 15:20 WIB
Jakarta – Timnas Indonesia memperkuat jajaran pelatih dan kembali menorehkan prestasi. Kali ini nama Danny Landzaat menarik perhatian setelah ia resmi ditunjuk menjadi asisten pelatih timnas Indonesia.
Baca juga:
Komunitas fanbase Timnas Belanda menyambut baik kedatangan Patrick Kluivert
Dengan Patrick Kluivert sebagai pelatih kepala dan Alex Pastor sebagai asisten lainnya, Landzaat diharapkan bisa membawa angin segar bagi sepakbola nasional.
Penunjukan Landzaat bukanlah keputusan yang mudah. Dengan pengalaman internasional yang mengesankan sebagai pemain dan pelatih, kehadirannya diyakini akan memperkaya taktik dan strategi permainan timnas Indonesia.
Baca juga:
Shin Tae Yong akhirnya angkat bicara usai didepak dari timnas Indonesia
Ia berpengalaman dan memiliki darah Maluku dari pihak ibunya, sehingga membuat keterlibatan Landzaat lebih bermakna secara historis dan emosional. Selain mempererat hubungan Indonesia dan Belanda, keikutsertaan Landzaat diharapkan juga dapat membangkitkan semangat baru di kalangan para pemain.
Pengalamannya di Eropa dan kedekatan emosionalnya dengan Indonesia menjadi alasan kuat mengapa ia dianggap sebagai aset berharga bagi timnas.
Baca juga:
Bisa Bahasa Indonesia, Tangan Kanan Patrick Kluivert Selesaikan Masalah Komunikasi di Timnas Indonesia?
Perjalanan karir Danny Landzaat
Danny Domingues Landzaat lahir pada tanggal 6 Mei 1976 di Amsterdam, Belanda. Meski besar di Belanda, namun darah Maluku yang mengalir dalam dirinya memberikan Landzaat ikatan khusus dengan Indonesia.
Ia memulai karir profesionalnya pada tahun 1995 sebagai gelandang bertahan di Ajax. Meski sempat tampil satu kali di tim utama Ajax, langkahnya di dunia sepak bola tak berhenti sampai di situ.
Selepas hengkang dari Ajax, Landzaat melanjutkan kariernya di sejumlah klub ternama seperti MVV Maastricht, Willem II, AZ Alkmaar, Wigan Athletic, Feyenoord, dan Twente.
Di AZ Alkmaar, Landzaat mencapai puncak karirnya sebagai salah satu gelandang bertahan terbaik di Liga Belanda.
Tak hanya bersinar di level klub, ia juga mendapat panggilan mewakili timnas Belanda untuk Landzaat. Ia tercatat menjadi bagian skuad Oranje pada Piala Dunia 2006.
Pengalaman bermain di turnamen besar seperti Piala Dunia tidak diragukan lagi memberikan Landzaat pemahaman mendalam tentang sepak bola tingkat tinggi.
Melanjutkan pembinaan
Sempat gantung sepatu sebagai pesepakbola, Landzaat memilih melanjutkan kariernya di dunia sepak bola dengan menjadi pelatih. Ia memulai karir kepelatihannya pada tahun 2015 sebagai asisten pelatih di tim yunior AZ Alkmaar Jong AZ.
Karier kepelatihannya terus berkembang, menjadi bagian dari staf kepelatihan di beberapa klub ternama, antara lain Feyenoord, Al Ittihad dari Arab Saudi, dan Lex Poznan dari Polandia.
Keikutsertaannya di timnas Indonesia menjadi tambahan penting bagi staf kepelatihan yang dipimpin Patrick Kluivert. Bersama Kluivert dan Alex Pastor, Landzaat berperan penting dalam menyusun strategi dan meningkatkan performa para pemain di lapangan.
Dengan segudang pengalaman sebagai pemain dan pelatih, Landzaat diharapkan bisa membawa wawasan baru yang mampu membawa perubahan positif bagi timnas.
Sementara itu, Patrick Kluivert yang memiliki pengalaman luas sebagai pemain dan pelatih sangat optimis dengan keberadaan Landzaat. Ia berharap pengalaman internasional Landzaat bisa memberi warna baru dalam permainan timnas Indonesia.
Melansir Antara, ia berharap kerja sama ketiganya akan menghasilkan taktik yang efektif dan mengantarkan timnas Indonesia bersaing di tingkat internasional. Bagi Landzaat, menjadi bagian timnas Indonesia bukan hanya sebuah tantangan profesional, tapi juga sebuah tantangan.
Salah satu cita-cita utama Timnas Indonesia di hadapan pelatih baru adalah melaju ke Piala Dunia 2026, tentu bukan tugas mudah. Namun, dengan kombinasi pengalaman dan semangat baru yang dibawa oleh Kluivert, Landzaat dan Pastor, harapan tersebut bukannya mustahil.
Halaman berikutnya
Ia memulai karir profesionalnya pada tahun 1995 sebagai gelandang bertahan di Ajax. Meski sempat tampil satu kali di tim utama Ajax, langkahnya di dunia sepak bola tak berhenti sampai di situ.