Minggu, 12 Januari 2025 – 10:58 WIB
Jeddah, VIVA – Organisasi Kerjasama Islam (OKI) pada Jumat, 10 Januari 2025 mengutuk penerbitan peta Israel yang mengakui “hak teritorial bersejarah” di Palestina dan sebagian besar Yordania, Lebanon, dan Suriah.
Baca juga:
Warga Israel protes di penjara Sde Teiman, menuntut pembebasan dokter rumah sakit Palestina
Dalam pernyataannya, OKI juga mengecam seruan provokatif Israel untuk mencaplok Tepi Barat yang diduduki.
Organisasi tersebut juga mengutuk seruan pemerintah Israel untuk melanjutkan agresi genosida di Jalur Gaza, dan mengutuk seruan tersebut sebagai pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional.
Baca juga:
Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa 4.500 orang yang diamputasi, 800 di antaranya adalah anak-anak, disebabkan oleh serangan Israel.
OKI menyatakan menolak tindakan provokatif Israel yang terjadi bersamaan dengan meningkatnya rencana terorisme terhadap warga Palestina di wilayah pendudukan oleh penjajah dan pasukan pendudukan Israel.
Baca juga:
Pelapor Khusus PBB: Polandia harus menangkap Netanyahu
OKI menyerukan komunitas internasional untuk mengambil tanggung jawab untuk mengakhiri 15 bulan pelanggaran Israel dan genosida terhadap rakyat Palestina.
Peluncuran peta tersebut terjadi ketika para menteri senior Yahudi di pemerintahan Israel membahas prospek aneksasi penuh Tepi Barat yang diduduki oleh Israel dan pembentukan kembali koloni di Gaza.
Keduanya merupakan wilayah Palestina yang diduduki Israel secara ilegal sejak tahun 1967.
Pada bulan Maret 2023, kepala keuangan sayap kanan Israel, Bezalel Smotrich, berbicara di sebuah acara di Paris, berdiri di samping peta “Israel Raya” yang menggambarkan Yordania sebagai bagian dari Israel. (semut)
Halaman berikutnya
Peluncuran peta tersebut terjadi ketika para menteri senior Yahudi di pemerintahan Israel membahas prospek aneksasi penuh Tepi Barat yang diduduki oleh Israel dan pembentukan kembali koloni di Gaza.