Istri pesepakbola Kai Havertz melalui media sosial berbagi pesan ofensif menyusul kekalahan Piala FA Arsenal dari Manchester United pada hari Minggu.
Sophia Havertz membagikan dua postingan di Instagram story-nya pada hari Senin, termasuk satu postingan di mana seseorang mengancam akan “membantai” bayinya yang belum lahir.
“Arsenal” kalah dari “United” dalam adu penalti dan meninggalkan piala. Striker Jerman Havertz melewatkan peluang untuk memenangkan pertandingan di Stadion Emirates dengan tembakan jarak dekat dan kemudian mengonversi penalti.
Sophia Havertz mengungkapkan rasa muaknya atas pelecehan yang ditujukan kepadanya usai pertandingan.
“Sungguh menakjubkan bagi saya bahwa ada orang yang berpikir tidak apa-apa menulis sesuatu seperti ini…Saya harap Anda malu pada diri sendiri,” tulisnya.
BACA LEBIH LANJUT | Arteta yakin Arsenal didominasi dalam kekalahan Putaran 3 di Man Utd
Menanggapi ancaman bayinya, dia menulis: “Saya bahkan tidak tahu harus berkata apa tapi tolong bersikap lebih hormat. Kami lebih baik dari ini…”
Pejabat sepak bola dan polisi telah berusaha menindak pelecehan online terhadap pemain.
Asosiasi Sepak Bola Inggris mengatakan tahun lalu bahwa mereka telah memberi polisi sekitar 25.000 pound ($32.000) untuk membantu memadamkan insiden di Kejuaraan Eropa.
Pada Euro 2021 sebelumnya, pemain Inggris Bukayo Saka, Marcus Rashford, dan Jadon Sancho menghadapi pelecehan rasial di media sosial setelah gagal mengeksekusi penalti di final melawan Italia.
Badan sepak bola dunia FIFA telah menciptakan Layanan Perlindungan Media Sosial yang dikatakan akan melindungi pemain, tim, dan ofisial dari penyalahgunaan online dengan menjaga media sosial mereka bebas dari kebencian.
Pada Piala Dunia Wanita SMPS 2023, 20% pemain menerima pesan yang menghina, kasar, atau mengancam, setengahnya bersifat homofobik, seksis, atau seksis.