Selasa, 14 Januari 2025 – 12:06 WIB
VIVA – Pabrik Mitsubishi Motors Krama Yudha Indonesia di Cikarang, Jawa Barat memproduksi model baru Mitsubishi, termasuk hybrid, untuk pasar domestik dan ekspor.
Baca juga:
Test drive Mitsubishi XForce Diamond Sense dapat melacak mobil lain tanpa kendali pengemudi
Isu produk dual-energi produksi dalam negeri masih menjadi misteri, namun kini merek berlogo tiga berlian itu punya Xpander Hybrid yang mulai dijual di Thailand mulai awal 2024.
Powertrain atau denyut nadinya berbeda, Xpander Hybrid dan Xpander Cross Hybrid dibekali mesin bensin 1.600cc dengan motor listrik, dinamo Renault Capture. Mesinnya lebih besar dibandingkan versi konvensional yakni 1500cc.
Baca juga:
Ini dia jumlah masyarakat Indonesia yang beli Mitsubishi XForce
Namun PT Mitsubishi Motors Indonesia akan siap meluncurkan produk baru pada tahun ini, menurut Krama Yudha Sales Intan Vidyasari, General Manager Komunikasi Pemasaran dan Hubungan Masyarakat.
Namun informasi mengenai mobil baru Mitsubishi yang akan dirilis tahun ini masih tertutup rapat. Intan hanya mengatakan pihaknya siap dengan teknologi hybrid, namun produknya belum diumumkan.
Baca juga:
Daftar Harga Innova Zenix per Januari 2025, Akankah Mobil Hybrid Turun Setelah Ada Insentif?
“Teknologi hybrid sudah tersedia dan siap diproduksi (lokal). Tapi waktunya belum tepat, kata Intan di Jakarta, Selasa, 14 Januari 2025.
Menurutnya, meski Mitsubishi sudah memiliki Xpander Hybrid dan bisa diproduksi di dalam negeri, namun karena beberapa faktor, waktu untuk memasarkannya belum tepat.
“Padahal ada insentif (mobil hybrid produksi lokal), peluang pajak, PPN sudah naik hingga 12 persen. Mobil dengan harga bersaing hanya bisa bersaing. “Selain itu, merek Tiongkok hadir dengan harga yang terjangkau.
Wajar jika pabrikan mulai menaruh minat terhadap produksi mobil hybrid di negara kita, karena negara akan memberikan insentif pada tahun depan, meski nilainya tidak sebesar insentif mobil listrik murni.
Jika sebelumnya pemerintah hanya memberikan insentif pada mobil listrik baterai berupa PPnBM (pajak penjualan barang mewah) yang ditanggung pemerintah, kini mobil hybrid juga diberikan insentif namun berupa potongan PPnBM.
Artinya, harga mobil hybrid di masa depan mungkin akan lebih terjangkau dibandingkan sebelumnya, meski ada opsi tambahan PPN atau pajak sebesar 12 persen. Mengingat PPnBM mobil hybrid saat ini rata-rata 6-8 persen, tergantung konsumsi bahan bakar dan emisi gas buang.
Halaman berikutnya
“Padahal ada insentif (mobil hybrid produksi lokal), peluang pajak, PPN sudah naik hingga 12 persen. Mobil dengan harga bersaing hanya bisa bersaing. “Selain itu, merek Tiongkok hadir dengan harga yang terjangkau.