Di Kaltim dan IKN, gas elpiji 3 kg sudah langka lagi, harganya mencapai Rp 50 ribu

Kamis, 16 Januari 2025 – 00:04 WIB

Di Samarinda, VIVA – Di beberapa daerah Kaltim, harga elpiji bersubsidi ukuran 3 kilogram mencapai Rp 50.000 per tabung. Kenaikan harga LPG bersubsidi disebabkan kelangkaan di pangkalan. Akibatnya, masyarakat terpaksa membeli gas karbonasi dengan harga tinggi.

Baca juga:

Cek pangkalan elpiji 3kg resmi pertamina, kualitas terjamin dan harga di het

Arbiniah Santi (27), seorang ibu rumah tangga di Sangatta, Keutai Timur, mengaku membeli elpiji ukuran 3 kg seharga Rp 40.000 di kios pinggir jalan. Sebelumnya, ia mencoba mencari gas LGP 3 kg di beberapa pangkalan resmi, namun kosong.

“Kami mencoba melihat pangkalan resminya, tapi tetap tidak ada. “Kami sempat mencari di toko pinggir jalan, tapi harganya berkisar Rp 40.000 hingga Rp 50.000,” ujarnya.

Baca juga:

DPR: Pemindahan ASN ke IKN Tunggu Keputusan Presiden Prabowo

Tak hanya Arbinya, pedagang kelapa Ismail (47) juga mengeluhkan hal serupa. Ia mengatakan, sejak kemarin sore, dirinya bersepeda berkeliling mencari gas elpiji 3 kg, namun tidak ada.

Baca juga:

ASN belum bisa dipindahkan ke IKN karena banyak kementerian yang terpecah

“Kalau begitu, ada peluang investor mendapat harga lebih tinggi. Jika Anda seperti kami, Anda tidak bisa memasak. “Kalau harus beli pipa besar, kami tidak akan mampu membelinya,” jelasnya.

Tak hanya di Sangatta, Balikpapan dan Samarinda juga mengalami kekurangan. Bahkan di ibu kota nusantara (IKN) terjadi kekurangan gas elpiji 3 kg.

“Di IKN, Pertalite dan Pertamax pun bisa habis, gas elpiji 3 kilogram pun bisa habis. Kalau mereka menawari kami bensin seharga 50.000, kami akan tetap menerimanya, karena kami membutuhkannya. “Padahal penghasilan kami dari petani rata-rata,” kata Ariansyah (45), warga Sepaku IKN.

Selain kesal karena sulitnya mendapatkan gas elpiji 3 kg, kemarahan warga juga semakin besar karena belum ada kepastian kapan kondisi akan kembali normal. Mereka mempertanyakan penyebab kekurangan gas padahal kilang minyak terbesar berada di Balikpapan.

“Kalau kita tidak punya wilayah sendiri, gasnya dibawa kemana, tapi gasnya kita kesulitan. Kalau ada yang main kenapa tidak diproses hukum, kenapa tidak digeledah? “Kalau begitu siapa yang mau bertanggung jawab,” kata Mahyudin (49), warga Samarinda.

Dalam beberapa pekan terakhir, beberapa kota di Kalimantan Timur mengalami kekurangan gas. Bahkan banyak netizen yang memposting di media sosial tentang kekurangan gas elpiji 3 kg.

Sementara itu, Regional Manager Communication & CSR Pertamina Kalimantan Edi Mangun menjelaskan pangkalan kekurangan stok elpiji 3kg. Ia mengimbau masyarakat membeli LPG dari pangkalan resmi yang dijual sesuai HET dan tidak segan-segan melaporkan adanya praktik penjualan yang tidak patuh melalui call center Pertamina di 135.

“Pertamina juga sudah melakukan sidak di beberapa pangkalan karena bagi yang kedapatan menjual LPG subsidi di atas HET atau menyalahgunakan alokasi akan menindak tegas pangkalan tersebut, kemungkinan PHU (Pemutusan Ikatan Usaha),” jelasnya.

Halaman berikutnya

“Di IKN, Pertalite dan Pertamax pun bisa habis, gas elpiji 3 kilogram pun bisa habis. Kalau mereka menawari kami bensin seharga 50.000, kami akan tetap menerimanya, karena kami membutuhkannya. “Padahal penghasilan kami dari petani rata-rata,” kata Ariansyah (45), warga Sepaku IKN.

Halaman berikutnya



Sumber