Rabu, 15 Januari 2025 – 22:07 WIB
Seoul, VIVA – Presiden Korea Selatan yang dimakzulkan, Yoon Suk-yeol, pada hari Rabu mengklaim bahwa menyatakan darurat militer bukanlah sebuah kejahatan.
Baca juga:
Garis waktu penangkapan Presiden Yoon Suk-yeol, dari keputusan darurat militer hingga penangkapan
Dalam surat tulisan tangan yang dikirim setelah penangkapannya, Yoon membela pemberlakuan darurat militer sebagai tindakan pemerintah.
Dia mengulangi klaim sebelumnya dalam postingan Facebook beberapa jam setelah dia ditahan untuk diinterogasi oleh penyelidik atas tuduhan penghasutan terkait dengan darurat militer yang dia deklarasikan pada 3 Desember.
Baca juga:
Sederet Fakta Dramatis Penangkapan Presiden Korea Selatan Yun Suk-yeol
“Darurat militer bukanlah sebuah kejahatan. Darurat militer adalah pelaksanaan wewenang presiden untuk menyelesaikan krisis nasional, tulis Yoon, termasuk foto surat tulisan tangannya.
Baca juga:
Membuat sejarah Korea Selatan, Yoon menjadi presiden pertama yang ditangkap saat bertugas aktif
Yoon, yang diskors setelah dimakzulkan oleh Majelis Nasional Korea Selatan pada 14 Desember, mengatakan pemakzulannya didasarkan pada narasi yang menyamakan darurat militer dengan pemberontakan, yang menurutnya sama sekali tidak berdasar.
Dia juga mengkritik langkah terbaru oposisi yang membatalkan tuduhan penghasutan dalam proses pemakzulan, dan menyebutnya sebagai langkah pemakzulan yang palsu.
Surat itu dirilis ketika Yoon menolak memberikan kesaksian saat pemeriksaan pejabat tinggi Kantor Investigasi Korupsi (CIO) Korea Selatan. (semut)
Pesan emosional Presiden Yoon sebelum ditangkap pihak berwajib
Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol telah ditangkap setelah berminggu-minggu penjagaan ketat di kediamannya.
VIVA.co.id
15 Januari 2025