Pretzel apa yang dimakan Nagita Slavina dan dianggap tidak halal?

Kamis, 16 Januari 2025 – 04:00 WIB

JakartaNagita Slavina kembali mendapat kritik pedas dari netizen. Kali ini, istri Raffi Ahmed dikritik karena kedapatan memanipulasi sajian bagel yang disebut-sebut tidak halal.

Baca juga:

Nagita Slavina Dihina Usai Ketahuan Makan Pretzel Ilegal di Korea, Netizen: Dia Tidak Pernah Salah!

Akun @polala TikTok menampilkan video Nagita Slavina sedang makan bagel bersama Kaka Tengker, Wanda Hara dan rekannya di London Bagel Museum, toko bagel populer di Seoul. Namun di sisi lain, akun tersebut juga memiliki tangkapan layar penjelasan dari toko bagel bahwa bagel yang dijualnya tidak halal.

“Tidak, tidak halal, terima kasih sudah bertanya. Semoga harimu menyenangkan. (Tidak halal, terima kasih sudah bertanya. Semoga harimu menyenangkan),” jawab salah satu netizen melalui DM tentang kejujuran produk toko yang ditanyakan. toko.

Baca juga:

Tak hanya sukses, berikut 7 bisnis Raffi Ahmed yang bangkrut

Lantas, apa itu pretzel yang banyak diperbincangkan warganet, dan apa yang membuat pretzel tidak halal? Menurut berbagai sumber, pretzel adalah sejenis roti berbentuk bulat yang bagian tengahnya berlubang.

Baca juga:

Niat Farida Nurkhan untuk membantu mendorong penggurunan di Kepulauan Besar RANS telah ditolak mentah-mentah!

Namun yang membedakannya dengan roti lainnya adalah tekstur dan rasanya yang unik, yang berasal dari proses penyiapan khusus. Pretzel direbus dalam air (terkadang dengan sirup malt atau madu) sebelum dipanggang, menghasilkan kerak yang renyah dan berkilau yang membungkus bagian dalamnya yang padat dan kenyal.

Kontras antara kerak dan bagian tengahnya yang kenyal membuat pretzelnya begitu lezat. Selain itu, pretzel bisa dimakan dengan berbagai bahan tambahan, misalnya: dari krim keju dan asap hingga selai kacang dan jeli dan banyak lagi lainnya.

Pretzel sendiri merupakan makanan khas Yahudi. Hidangan ini sendiri muncul di Polandia pada abad ke-17. Bagel mendapatkan popularitas di kalangan komunitas Yahudi di Eropa Timur karena kenyamanan dan harganya yang terjangkau.

Selain itu, bagel menjadi semakin populer ketika imigran Yahudi pindah ke Amerika Serikat, membawa bagel favorit mereka. Di kota-kota seperti New York, bagel dengan cepat menjadi makanan pokok bagi komunitas Yahudi dan non-Yahudi (mulai dari makanan petani Eropa Timur hingga ikon global).

Halaman berikutnya

Sumber: Pixabay

Halaman berikutnya



Sumber