DPRK: Gencatan senjata di Gaza adalah awal dari pengakuan de facto atas kemerdekaan Palestina

Jumat, 17 Januari 2025 – 01:36 WIB

Jakarta – Wakil Ketua Komisi I DPR RI Ahmad Kheryavan mengatakan gencatan senjata yang dicapai antara Israel dan Hamas pada Rabu kemarin harus menjadi awal pengakuan de facto kemerdekaan Palestina.

Baca juga:

Menurut pengamat UGM, Perdana Menteri Israel Netanyahu tidak berniat mengakhiri perang di Gaza.

“Yang paling penting adalah gencatan senjata ini harus menjadi awal dari pengakuan de facto atas kemerdekaan bangsa Palestina, karena keputusan de jure PBB telah diambil dengan suara terbanyak untuk menyetujui kemerdekaan negara yang merdeka dan merdeka. negara Palestina yang berdaulat penuh. “,- kata Aher, sapaan akrabnya, seperti diberitakan DI ANTARA di Jakarta, Kamis 16 Januari 2025.

Setelah kesepakatan tercapai, kata dia, tujuan selanjutnya adalah memantau pelaksanaan perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas agar dapat berjalan dengan tertib dan aman.

Baca juga:

Wakil Menteri Luar Negeri RI: Gencatan senjata di Gaza adalah kemenangan bagi Palestina dan kemanusiaan

VIVA Military: Pasukan Israel di Jalur Gaza, Palestina

Fase ini, kata dia, merupakan tantangan besar yang memerlukan pendekatan komprehensif dan terkoordinasi dari berbagai pihak di tingkat lokal, regional, dan internasional.

Baca juga:

DPR RI meminta semua pihak memantau pelaksanaan gencatan senjata Israel-Hamas

Rekonstruksi Gaza juga menjadi prioritas berikutnya, terutama fasilitas pemerintah seperti rumah sakit, pasar pangan, rehabilitasi anak dan fasilitas sosial penting lainnya, ujarnya.

Ia juga berharap pemerintah Indonesia ikut serta dalam proses perdamaian di Gaza.

Menurutnya, Indonesia mendorong negara-negara yang memiliki pengaruh di kedua belah pihak untuk berperan aktif dalam memastikan Israel atau Hamas mematuhi perjanjian gencatan senjata, memediasi dialog dan meredakan ketegangan, serta dapat menyerukan perundingan untuk menghindari gangguan.

VIVA Militer: Bendera Palestina di antara puing-puing bangunan di Kota Gaza

VIVA Militer: Bendera Palestina di antara puing-puing bangunan di Kota Gaza

Ia mencontohkan negara-negara tersebut, misalnya Amerika Serikat, Rusia atau negara-negara Eropa lainnya.

“(Gencatan senjata) ini merupakan momen yang sangat penting dalam meredam ketegangan antara kawasan Palestina dan negara-negara besar dunia di Timur Tengah,” ujarnya.

Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani mengumumkan perjanjian gencatan senjata untuk menghentikan agresi Israel di Jalur Gaza pada Rabu waktu setempat di Doha.

Dia mengatakan perjanjian gencatan senjata, yang diharapkan dapat mengakhiri agresi Israel dan genosida yang telah menghancurkan Gaza, akan mulai berlaku pada Minggu, 19 Januari, dalam tiga tahap. (semut)

Halaman berikutnya

Ia juga berharap pemerintah Indonesia ikut serta dalam proses perdamaian di Gaza.

Halaman berikutnya



Sumber