Kamis, 16 Januari 2025 – 08:18 WIB
VIVA – Peristiwa berdarah terjadi di Desa Kebun Bunga, Kecamatan Sukarami, Palembang, Sumatera Selatan.
Baca juga:
Pemimpin OPM yang bertahun-tahun hilang, membunuh 4 prajurit TNI, menyerahkan diri kepada pasukan Elita Kostrad
Pria bernama Amin tewas mengenaskan karena berani membelah perut prajurit TNI.
Melansir VIVA Militer, menurut Kodam Sriwijaya, kejadian tragis itu bermula pada Kamis, 16 Januari 2025, saat Amin dan temannya Haji ditangkap saat membobol rumah Sabirin. Kebetulan rumah tersebut sudah lama kosong ditinggalkan pemiliknya.
Baca juga:
Kasus penembakan bos rental mobil, hanya 2 prajurit TNI AL yang terancam hukuman mati, 1 tersangka lagi tidak
Jadi, yang memergoki pencurian Amin adalah seorang warga bernama Bayu. Pelaku, Bayu, tertangkap saat mencoba melarikan diri dengan melompati pagar.
Baca juga:
Penembakan Bos Rental Mobil Cabang Baru, Puspomal serahkan 3 tersangka ke Otmil II-07 Jakarta
Akhirnya Amin tak bergeming dan dibawa Bayu ke rumah salah satu warga, agar Amin tidak dihajar warga.
Namun pelaku mencoba melarikan diri dan kebetulan ada warga yang saat itu kembali dari mencari kayu bakar sambil membawa sabit. Kemudian pelaku menangkap sabit tersebut sebelum warga tersebut terluka, kata Kepala Dinas Penerangan. Kodam Sriwijaya, Kolonel Inf Payman.
Bersamaan dengan itu, Prada muncul di hadapan Wahid yang merupakan prajurit TNI yang merupakan Wakil Asisten Daerah ADC (Vaaster) Kepala Staf Komando Daerah (Kasdam) Sriwijaya, Letkol Inf Ervinsyah Taufan sebagai .
Dalam situasi ini, Prada Vahid sama sekali tidak mau menonton. Sebagai seorang prajurit, jiwa pejuang terpanggil untuk turun tangan. Kemudian Prada Vahid segera mengejar pencuri tersebut. Namun pelaku melawan dan kemudian Prada menyerang Vahid dengan cara memukulnya dengan sabit hingga perutnya terkoyak.
Melihat Prada Wahid mengalami pendarahan, warga langsung menolongnya dan membawanya ke RS AK Gani Palembang. Dan rupanya, tindakan Amin tersebut membuat marah masyarakat.
Penduduk menggila, Amin dikepung dan akhirnya ditangkap penduduk. Tangannya diikat dengan tali dan warga memukuli Amin hingga tergeletak bersimbah darah.
“Karena keadaan emosi masyarakat terhadap pelaku perampokan dan penikaman, maka masyarakat berkumpul untuk mengadili pelakunya, sehingga mengakibatkan pelaku perampokan tersebut meninggal dunia di tempat,” kata Kolonel Inf. Pembayar.
Tak lama setelah kejadian berdarah tersebut, polisi tiba di lokasi kejadian. Jenazah Amin ditemukan, warga dimintai keterangan untuk mengetahui kronologi kejadian.
Baca: Istri Prajurit TNI yang Galau atas Hilangnya Ajudan Jenderal Kodam Secara Misterius, Kolonel Kheri Buka Suara
Halaman berikutnya
Sumber: Kodam Sriwijaya