Sabtu, 18 Januari 2025 – 18.55 WIB
Jakarta – Pada hari Kamis tanggal 17 Januari 2025, seorang pria bernama Cha Jaeyoon asal Korea Selatan resmi menerima Islam. Keputusan besar ini diambil secara sadar setelah melalui proses yang panjang, tanpa adanya tekanan dari pihak manapun.
Baca juga:
Virus! Saat tongkang menghantam kafe, para tamu berlarian hingga hancur
Upacara pembacaan dua kalimat Syahadat ini dilakukan hampir secara eksklusif dari Korea Selatan. Gus Miftah atau KH. Miftah Maulana Habiburrahman, Wali Pondok Pesantren Aji Tundan Purwomartani, memimpin langsung acara tersebut. Gulung lagi, oke?
Lahir pada 10 Januari 1988 di Jangseong-gun, Korea Selatan, Cha Jae-yoon sebelumnya adalah seorang Katolik. Jaeyoon mengucapkan syahadat lantang dalam video yang mengaitkannya dengan Gus Miftach.
Baca juga:
Gus Miftah yang kembali berdakwah di tempat hiburan malam mengingatkan para pekerja untuk belajar dari kesalahannya
“Saya bersaksi tiada Tuhan selain Allah, dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah,” ujar Cha Jayyun dalam bahasa Korea langsung di bawah bimbingan Gus Miftah.
Baca juga:
Megawati berterima kasih kepada Prabowo, WNI bangun masjid di Jepang, banyak yang masuk Islam
Video yang diunggah DH Entertainment News memperlihatkan suasana hangat. Cha Jayoon didampingi dalam prosesi oleh dua wanita, seorang petugas polisi dan seorang wanita berjilbab kuning. Gus Miftah hampir sampai memimpin pembacaan syahadat Jaeyoon.
Usai mengucapkan syahadat, Gus Miftah menandatangani surat pernyataan masuk Islam dengan disaksikan dua orang saksi bernama Purba dan Vidma. Jaeyoon yang bersyukur tersenyum bahagia dan berkata, “Alhamdulillah.”
Sebagai pegawai swasta yang tinggal di Yongin-si, Korea Selatan, Jaeyoon memulai perjalanan baru dalam kehidupan Muslimnya. Dia mengambil keputusan ini dengan penuh kesadaran dan keyakinan.
Pembacaan syahadat yang dilakukan Jaeyoon secara online mendapat banyak respon positif. Syekh Hamed Al-Ali, imam masjid di Kuwait, menjelaskan bahwa syahadat melalui Internet sah jika diucapkan secara lisan.
“Menulis syahadat secara online saja tidak cukup, kecuali bagi mereka yang tidak bisa berbicara. Pasalnya, Nabi memerintahkan setiap orang yang masuk Islam untuk mengucapkan syahadat dengan lidahnya,” kata Syekh Hamed, terbitan AboutIslam.
Halaman berikutnya
Sumber: Tangkapan Layar