Dalam mendukung Astacita, ISEI akan fokus pada 5 program strategis tersebut

Jakarta – Ikatan Ilmuwan Ekonomi Indonesia (ISEI) berkomitmen menyampaikan komitmen Presiden Prabowo Subianto dalam mendukung program Astacita. Hal ini dilakukan dengan memfokuskan pada lima program strategis utama.

Baca juga:

Bank Dunia Perekonomian Indonesia 2025-2026 Stagnan, Airlangga: Pemerintah Tetap Optimis.

Kelima program strategis tersebut antara lain; pertama, menjaga stabilitas perekonomian dan sistem keuangan Indonesia agar dapat bertransisi menuju pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat.

“Ke depan, ISEI akan berupaya mensinergikan dan mendukung program Astacita pemerintah dengan fokus pada lima program strategis,” kata Ketua Eksekutif ISEI Perry Vargio dalam pidato debat, mengutip keterangan resmi di Jakarta, Minggu. , 19 Januari 2025.

Baca juga:

Survei menunjukkan kinerja kegiatan dunia usaha yang didukung sektor jasa keuangan pada triwulan IV tahun 2024

Kedua, menurutnya, mengembangkan program hilirisasi sumber daya alam untuk meningkatkan nilai tambah perekonomian. Ketiga, membangun ketahanan pangan melalui strategi terpadu sebagai bentuk 3-Astacita.

Keempat, mempercepat digitalisasi untuk mendukung terciptanya inklusi ekonomi dan keuangan, tambahnya.

Baca juga:

Prabowo mengatakan masyarakat Indonesia tidak percaya diri dan suka melihat temannya dalam kesulitan

Presiden Prabowo Subianto pada Konferensi Nasional Kadin Indonesia

Foto:

  • VIVA.co.id/Terima kasih Inspirasi Fatahillah

Kelima, penguatan sumber daya manusia (SDM) melalui program sertifikasi profesi melalui Lamemba dan lembaga lain yang berperan aktif dalam perencanaan pembangunan ekonomi daerah.

“Berbagai persoalan global dan dalam negeri saat ini menjadi tantangan bagi ISEI sebagai pusat analisis ekonomi nasional terkemuka, hal ini memerlukan peningkatan dan penguatan program kerja ISEI ke depan di berbagai bidang, serta penguatan struktur organisasi ISEI di pusat dan cabang,” ujarnya. menjelaskan.

Selain itu, Perry mengatakan ISEI perlu didukung dengan beberapa langkah penting untuk terus berinovasi dan memberikan dampak positif bagi perekonomian.

Pertama, ISEI harus menjadi wadah bagi para ekonom Indonesia dengan semangat sinergi antara Academics, Business, dan Government (ABG).

Kedua, berbagai program ISEI dilaksanakan secara sinergi dengan berbagai kelompok ABG untuk mendorong pembangunan ekonomi dan kesejahteraan manusia.

Terakhir, ISEI merupakan wadah pengembangan profesi, sehingga ISEI Institute bekerjasama dengan Lembaga Akreditasi Independen Ekonomi, Administrasi Bisnis dan Akuntansi (Lamemba), Ikatan Ahli Informatika Indonesia (IAII) dan lainnya untuk mengembangkan kemampuan para ekonom Indonesia.

Berdasarkan laporan World Competitiveness Ranking (WCR, 2024) yang dirilis International Institute for Management Development (IMD), peringkat daya saing Indonesia naik dari peringkat 34 menjadi peringkat 27.

Peningkatan indikator perekonomian yang signifikan tersebut tidak lepas dari peran peningkatan daya saing khususnya pada sektor industri.

Untuk lebih meningkatkan daya saing dan menjadi pemimpin di Asia, perlu dilakukan penajaman strategi pengembangan industri, khususnya dengan mengoptimalkan peran rantai nilai di tingkat global dan lokal.

Indonesia juga menghadapi permasalahan di bidang pangan, dimana kontribusi pertanian terhadap produk domestik bruto (PDB) pada triwulan III tahun 2024 turun menjadi hanya 13,71 persen.

Di sisi lain, menurut UNICEF, angka gizi buruk masih mencapai 17,7 persen dari total penduduk. Situasi ini menyoroti perlunya memperkuat ketahanan pangan melalui strategi yang lebih terintegrasi.

“Dalam konteks ini, menjadikan pertanian sebagai prioritas, termasuk mengadopsi teknologi pertanian modern dan memperluas akses pasar bagi petani, memperkenalkan pangan yang ditanam di laboratorium dan mendorong pangan bergizi gratis. Penting untuk mengembangkan program Astacita yang diinisiasi pemerintah melalui permintaan insentif (MBG) program insentif sampingan “Penting untuk membimbing Indonesia mencapai ketahanan pangan berkelanjutan,” jelas Perry.

Berdasarkan laporan Bank Dunia (2022), Human Capital Index (HCI) Indonesia hanya mencapai 0,53. Artinya, rata-rata anak-anak Indonesia hanya mencapai 53% potensi produktivitasnya saat dewasa.

Perry mengaitkan hal ini dengan peningkatan yang terjadi setelah pandemi COVID-19, yang telah menyebabkan hilangnya pembelajaran (keterlambatan pendidikan) selama lebih dari dua tahun bagi banyak siswa.

“Dalam program Astacita, penguatan pendidikan vokasi, peningkatan kualitas guru, mendorong sekolah-sekolah tinggi di daerah, dan pengembangan penelitian ilmiah menjadi prioritas yang harus dipercepat untuk meningkatkan daya saing negara,” jelasnya.

Dalam konteks ini, Perry menambahkan, Indonesia harus mengadopsi strategi yang fleksibel dan inovatif seperti penggunaan teknologi digital untuk memperkuat kerja sama regional melalui ASEAN dan meningkatkan efisiensi sektor perekonomian.

Halaman selanjutnya

Pertama, ISEI harus menjadi wadah bagi para ekonom Indonesia dengan semangat sinergi antara Academics, Business, dan Government (ABG).

Kesan Gervane Castaneer saat debutnya melawan Bobotoh



Sumber