Kebakaran Plaza Glodok: Petugas kesulitan memisahkan bagian tubuh korban dari puing-puing bangunan

Minggu, 19 Januari 2025 – 19:24 WIB

Jakarta, VIVA- Pada Rabu, 15 Januari 2025 malam, tragedi kebakaran yang terjadi di Glodok Plaza, Jakarta Barat, menambah daftar korban. Sebanyak delapan kantong jenazah berisi bagian tubuh korban dibawa ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

Baca juga:

Petugas terus mencari korban hilang pasca kebakaran Glodok Plaza

Namun proses identifikasi masih menemui kendala karena kondisi jenazah rusak parah akibat luka bakar.

Kombes Ahmad Fawzi, Kepala Divisi DVI Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri, menjelaskan sulitnya mengidentifikasi seseorang melalui sidik jari. Sebab, jari korban yang ditemukan rusak parah akibat luka bakar hingga tak bisa dikenali.
Selain itu, kondisi fisik tubuh korban ditemukan rusak parah. Ini mempersulit proses identifikasi lebih lanjut.

Baca juga:

Proses identifikasi korban kebakaran Plaza Glodok memakan waktu hingga dua minggu

“Dari delapan kantong jenazah yang kami terima, kami belum bisa memastikan apakah hanya berisi bagian tubuh korban atau bercampur dengan sisa-sisa bangunan yang rusak parah akibat kebakaran,” kata Ahmed Fauzi, Minggu, 19 Januari. 2025.

Ia mengatakan, dampak luka bakar pada tubuh korban membuat petugas kesulitan memisahkannya dari puing-puing bangunan.

Baca juga:

Foto pramugari Oshima Yukari yang tercatat hilang dalam kebakaran Glodok Plaza

“Kondisi api yang hangus membuat sulit membedakan secara visual antara jenazah dan sisa-sisa bangunan,” jelas Ahmed.

Dua jenazah korban kebakaran Glodok Plaza berhasil dievakuasi

Selain itu, kata dia, meski mengalami kesulitan, petugas medis dan tim identifikasi terus berupaya mengidentifikasi jenazah korban. Dia mengatakan, identifikasi seseorang masih bisa dilakukan melalui sidik jari.

“Pencarian masih berlangsung. “Jika ada kemungkinan bagian tubuh, kami coba identifikasi melalui sidik jari,” jelasnya.

Ia juga menambahkan, petugas kini fokus pada metode identifikasi lain, khususnya tes DNA. Sampel DNA dikirim oleh keluarga yang melaporkan anggota keluarga yang hilang.

Data tersebut akan dianalisis lebih lanjut untuk disesuaikan dengan data antemortem. “DNA merupakan metode yang diandalkan dalam proses identifikasi saat ini,” kata Fauzi.

Dia menjelaskan, pihaknya juga memeriksa gigi korban dan barang-barang pribadi yang ditemukan di lokasi kejadian.

“Pihak keluarga bisa membantu mengidentifikasi pakaian atau aksesoris yang terakhir dipakai korban,” kata Fauzi.

Ia kemudian menambahkan, tim juga memeriksa rekam medis gigi korban. Cara ini membantu menentukan usia dan riwayat kesehatan korban.

“Jika ada bukti giginya, kami bisa melakukan analisa lebih lanjut, termasuk apakah korban pernah memeriksakan diri ke dokter gigi. Dan kami akan menghubungi pihak yang terkait,” jelasnya.

14 orang masih hilang dalam kebakaran tragis tersebut. Meski jenazah ditemukan dalam proses pendinginan pasca kebakaran, namun belum jelas apakah jenazah tersebut termasuk di antara jenazah yang sebelumnya hilang.

Halaman selanjutnya

Selain itu, kata dia, meski mengalami kesulitan, petugas medis dan tim identifikasi terus berupaya mengidentifikasi jenazah korban. Dia mengatakan, identifikasi seseorang masih bisa dilakukan melalui sidik jari.

Halaman selanjutnya



Sumber