Alasan Kementerian Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi memecat ASN tak serta merta menjadi kenyataan

Selasa, 21 Januari 2025 – 00:06 WIB

Jakarta – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Pendidikan Tinggi, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Kemendiktisaintek) Togar M. Simatupang mengatakan, pemberhentian Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Kemendikbudristek bukanlah hal yang mendadak.

Baca juga:

Anak majikan membunuh satpam di Bogor karena marah karena seringnya pengaduan hingga larut malam

Hal itu ia sampaikan menanggapi aksi damai ASN Kemendikbud yang berujung pada pemecatan mendadak seorang pegawai Kemendikbud bernama Neni Herlina.

“Belum sejauh ini, ada tingkat pelayanan dan kualitas yang harus dijamin oleh departemen atau individu dalam perjanjian. Ada perbedaan dan tentunya penerapan penghargaan dan pembinaan,” kata Togar saat dihubungi ANTARA, Jakarta, Senin.

Baca juga:

Transkrip lengkap rekaman audio Menteri Pendidikan Tinggi Satryo Brodjonegoro diduga memukul dan menganiaya staf

Pegawai Kementerian Pendidikan mengadakan demo

Togar juga mengatakan pihaknya terbuka terhadap berbagai upaya persuasif seperti dialog.

Baca juga:

Cuplikan Viral Dikti Saintek Satryo Soemantri Brodjonegoro Disalahgunakan Sebabkan…

“Sebenarnya masih ada ruang untuk komunikasi yang lebih baik, dan tetap dengan tangan terbuka, pikiran terbuka, dan mengambil keputusan terbaik,” ujarnya.

Togar juga mengatakan, proses PHK tidak hanya terhenti pada opsi PHK saja, namun juga pada opsi lainnya.

“Proses ini berjalan terus dan tentunya tidak hitam putih, terbuka terhadap pilihan lain. Tidak baik jika terlalu reaktif dan tidak berkomunikasi sama sekali,” kata Togar M. Simatupang.

Terpisah, PNS Kementerian Pendidikan dan Teknologi yang dipecat Neni Herlina mengaku hanya dipecat secara lisan tanpa menerima surat pemecatan.

“Ini pokoknya saya disuruh ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah),” ujarnya saat ditemui dalam aksi damai di luar kantor Kemdiktisaintek, Jakarta.

Melalui aksi tersebut, Neni bersama sekitar 235 pegawai Kementerian Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi lainnya berharap kejadian serupa tidak terulang kembali di masa mendatang. (semut)

Halaman selanjutnya

“Proses ini berjalan terus dan tentunya tidak hitam putih, terbuka terhadap pilihan lain. Tidak baik jika terlalu reaktif dan tidak berkomunikasi sama sekali,” kata Togar M. Simatupang.

Halaman selanjutnya



Sumber