Senin, 20 Januari 2025 – 15:03 WIB
Jakarta – Belakangan ini dunia kesehatan dihebohkan dengan beberapa penyakit virus yang mengancam kesehatan manusia. Masih mengingat pandemi COVID-19 tahun 2020, virus HMPV yang menyebar di China pada awal tahun 2025 kembali menghebohkan dunia.
Baca juga:
Bagi Deddy Corbusier, Azka melakukan berbagai hal untuk membendung COVID-19
Human metapneumovirus (HMPV) adalah virus yang sangat menular dan menyebar dengan cepat di antara manusia. Virus ini menyebar melalui droplet saat penderita bersin, batuk, atau berbicara. Virus ini juga bisa menyebar dari permukaan yang terkontaminasi. Scroll untuk informasi selengkapnya, yuk!
Namun kenyataannya HMPV bukanlah virus baru, ia sangat dikhawatirkan akan menimbulkan pandemi baru. Tingkat keparahan virus ini lebih rendah dibandingkan COVID-19.
Baca juga:
Meningkatnya kasus HMPV di Tiongkok membawa kembali kenangan kelam tentang pandemi COVID-19
“Kalau kita bicara virulensi, maksudnya seberapa ganas atau seberapa berbahayanya. Kita bisa lihat keganasannya di case fatality rate (CFR). Angka kematian karena COVID sekitar 3 persen. Jadi kalau 3 dari 100 penderita meninggal jika HMPV di bawah 1 persen. Kayak flu biasa,” jelas dr dr Siti Fadilah Supari, Sp.JP, berdasarkan video YouTube Untungs Stories, Senin, 20 Januari 2025.
Baca juga:
Sudah teridentifikasi di Indonesia, HMPV dapat dideteksi sejak dini melalui screening
Namun jika HMPV menyerang kelompok rentan seperti lansia dan orang yang memiliki riwayat kesehatan, maka perlu upaya dan kewaspadaan ekstra karena dapat mengancam nyawa.
Menurut Dr. Siti Fadilah, ada virus yang lebih berbahaya dari COVID-19 dan HMPV yaitu H5N1 atau flu burung. Dibandingkan CFR COVID-19 yang sebesar 3 persen, HMPV (1 persen), avian influenza bisa mencapai 75 persen. Artinya angka kematian akibat flu burung jauh lebih besar dibandingkan angka kematian akibat COVID-19 dan HMPV.
“HMPV tidak terlalu bahaya karena CFR-nya kurang dari 1 persen. Demam sebenarnya kurang dari 1 persen. Nah, flu burung bisa 75 persen. Yang paling berbahaya,” ujarnya.
Pada tanggal 26 Desember 2024, 65 kasus flu burung (23 A(H5N1) dan 42 A(H5)) telah dilaporkan di Amerika Serikat pada tahun 2024. Kasus terbaru yang dilaporkan di Louisiana juga merupakan kasus pertama. dengan paparan unggas non-komersial dan mengalami gejala klinis yang parah. Virus ini tidak hanya terdapat pada burung, tetapi juga pada sapi perah dan hewan peliharaan seperti kucing dan anjing, sehingga lebih mudah menular pada manusia.
Ternyata sapi perah juga kena flu burung. Lalu burung liar pasti membawa virus flu burung atau H5N1. Lalu ada unggas di darat yang juga membawa virus flu burung. Tapi yang terakhir. Kucing dan anjing juga bisa membawa virus H5N1, yang selalu membuat takut orang,” ujarnya.
Halaman selanjutnya
“HMPV tidak terlalu bahaya karena CFR-nya kurang dari 1 persen. Demam sebenarnya kurang dari 1 persen. Nah, flu burung bisa 75 persen. Yang paling berbahaya,” ujarnya.