Cerita Suryono: Warga Kemayoran Gempol tak sempat menyelamatkan harta bendanya saat terjadi kebakaran.

Selasa, 21 Januari 2025 – 14:33 WIB

Jakarta — Jalan Kemayoran Gempol, Kebon Kosong, Kemayoran, kawasan padat penduduk di Jakarta Pusat, dilanda kebakaran hebat pada Selasa, 21 Januari 2025 dini hari. Kebakaran tengah malam menghancurkan ratusan rumah dan memaksa hampir 2.000 warga dievakuasi.

Baca juga:

Kebakaran di Kemayoran Gempol, Jakarta Pusat, 4 saksi diperiksa polisi

Lokasi menunjukkan keadaan yang menyedihkan. Rumah-rumah yang dulunya berdekatan kini hanya tinggal reruntuhan. Petugas pemadam kebakaran masih berjaga di lokasi kejadian, dan beberapa warga terlihat masih mencari apa yang mungkin tersisa di reruntuhan rumahnya.

Suryono (45), salah satu warga yang rumahnya terbakar, mengaku tak sempat menyelamatkan barang-barangnya setelah api membesar.

Baca juga:

Ratusan bangunan terbakar di Kemayoran Gempol yang diduga polisi akibat korsleting listrik

“Saya sedang tidur ketika tiba-tiba saya mendengar orang-orang berteriak tentang api. Apinya besar sekali, saya panik. “Saya segera perintahkan seluruh keluarga untuk pergi,” ucapnya dengan suara gemetar.

Kebakaran di kawasan pemukiman padat penduduk di Kemayoran Gempol

Baca juga:

Kebakaran di Kemayoran Gempol, sekitar 1.800 orang kehilangan tempat tinggal

Meski kehilangan hampir seluruh harta benda, keluarga Suryono bersyukur masih selamat. “Aku memakai pakaian ini sekarang. Alhamdulillah saya masih membawa surat-surat penting, tambahnya.

Informasinya, kebakaran ini melalap 11 RT yang berada di kawasan pemukiman padat penduduk tersebut. Sebanyak 543 bangunan terbakar, 607 KK atau 1.797 jiwa mengungsi.

Proses shutdown memakan waktu cukup lama, dimulai pada pukul 00.45 WIB dan baru berhasil diselesaikan pada pukul 06.00 WIB.

Kebakaran diduga cepat meluas karena pemukiman padat penduduk dengan bahan bangunan yang mudah terbakar. Namun penyebab pasti kebakaran masih dalam penyelidikan pihak berwenang.

Pengungsi saat ini menghadapi kondisi sulit di tempat penampungan sementara. Mereka membutuhkan bantuan seperti makanan, pakaian dan perlengkapan tidur. Sejumlah lembaga sosial dan pemerintah daerah sudah mulai menyalurkan bantuan, namun jumlahnya masih belum mencukupi.

“Pos-pos bantuan sudah didirikan, namun kebutuhannya sangat besar. “Kami membutuhkan lebih banyak bantuan, terutama untuk anak-anak dan orang lanjut usia,” kata seorang pejabat di lokasi pengungsian.

Kebakaran di kawasan padat penduduk ini bukan kali pertama terjadi di Jakarta. Faktor-faktor seperti instalasi listrik yang tidak aman, kepadatan bangunan dan kurangnya peralatan pemadam kebakaran setempat menjadi kekhawatiran utama.

Pemerintah daerah diharapkan segera mengambil tindakan pencegahan untuk mengurangi risiko kebakaran di masa depan, termasuk mendidik masyarakat mengenai langkah-langkah keselamatan dan meningkatkan infrastruktur di daerah padat penduduk.

Tragedi ini menjadi pengingat betapa rentannya wilayah padat penduduk terhadap bencana kebakaran. Tidak hanya kerugian materiil, warga juga kehilangan tempat tinggal, rasa aman dan nyaman. Bantuan semua pihak baik pemerintah maupun masyarakat sangat dibutuhkan untuk membantu mereka yang terkena dampak bencana ini.

Halaman berikutnya

Kebakaran diduga cepat meluas karena pemukiman padat penduduk dengan bahan bangunan yang mudah terbakar. Namun penyebab pasti kebakaran masih dalam penyelidikan pihak berwenang.

Arif Rahman Hakim: Bukti Anak Desa Bisa Bersinar di Indonesia



Sumber