Rabu, 22 Januari 2025 – 04:28 WIB
Jakarta – Setelah tidak menjabat sebagai Wakil Presiden (Wapres), KH. Ma’ruf merasa kehidupan Ma’ruf semakin sibuk dengan berbagai aktivitas. Ia merasa seolah kembali ke “rumah” asalnya, dunia pesantren dan dunia dakwah.
Baca juga:
Banyak Pemain Alami di Timnas Indonesia, Kiai Ma’ruf Amin: Kok Tidak Ada Pemain Hebat di Antara 270 Juta Orang?
“Saya kembali ke tempat tinggal saya. “Saya dari tempat tinggal Kiai, saya kembali mengelola pesantren, saya mengikuti berbagai ceramah yang diundang, dan saya mengikuti diskusi keagamaan,” kata Kiai Ma’ruf di saluran tersebut. YouTube Mahfud MD Resmiterlihat VIVA Rabu, 22 Januari 2025.
“Saya kira sekarang saya tidak sesibuk saat saya menjadi wakil presiden,” imbuhnya sambil bercanda.
Baca juga:
Kiai Ma’ruf Amin yang Prediksi Juara Liga Inggris 2024/2025, Bukan Liverpool!
Kesibukannya yang padat berupa ceramah dan debat keagamaan menjadi bagian dari kesehariannya, namun ia juga dihadapkan pada peran baru sebagai Ketua Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Kiai Ma’ruf menginformasikan bahwa jabatan tersebut dijabatnya pada tahun 1998.
Baca juga:
Lulusan mahasiswa Islam di Indonesia harus berkontribusi pada pemerintahan Prabowo
“Sekarang saya ada tambahan beban baru, tiba-tiba saya harus jadi Dewan Syro PKB lagi,” ujarnya.
Namun, bagi Kiai Ma’ruf, peran tersebut lebih dari sekedar tugas organisasi. Ia melihat hal ini sebagai peluang untuk menghidupkan kembali politik kiai yang semakin terlupakan.
Menurutnya, banyak kiai yang saat ini hanya fokus pada dunia pesantren, Alquran, dan dakwah, tanpa menyadari bahwa banyak permasalahan yang mereka hadapi bersumber dari politik politik.
“Semua permasalahan ini pada akhirnya adalah tentang keputusan politik, kebijakan, undang-undang dan sebagainya,” jelasnya.
Mantan Ketua MUI Kiai Nahdlatul Ulama (NU) menegaskan, sebaiknya kembali terjun aktif di dunia politik, seperti yang dilakukan pendahulunya di Nahdlatul Ulama (NU), yakni KH. Muhammad Hosyim Asyari dan KH. Abdul Wahab Hasbullah
“Kiai harusnya berperan politik seperti dulu. NU dulunya partai,” ujarnya.
Melalui peran tersebut, Kiai Ma’ruf berharap dapat membangkitkan kembali kesadaran politik para kiai agar tidak hanya fokus pada persoalan agama, tetapi juga memberikan kontribusi nyata dalam merumuskan kebijakan publik untuk kemaslahatan umat.
Halaman berikutnya
Menurutnya, banyak kiai yang saat ini hanya fokus pada dunia pesantren, Alquran, dan dakwah, tanpa menyadari bahwa banyak permasalahan yang mereka hadapi bersumber dari politik politik.