Mahasiswa Pertanian UB Malang membangun perusahaan pakan ikan dari limbah sayuran

Kamis, 23 Januari 2025 – 09:14 WIB

Kasihan VIVA – Mahasiswa Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (UB). Arin Hurota berhasil menciptakan makanan ikan berbahan dasar limbah nabati. Bahkan kini ia mendirikan PT ANGPHOT ORION INDONESIA.

Baca juga:

Seorang pegawai RS Universitas Brawijaya bunuh diri di basement

Ceritanya bermula dari kegelisahannya saat melihat sampah sayuran yang tidak terkelola di Desa Padomasan, Kabupaten Jember. Kemudian limbah sayuran tersebut dibentuk dengan bantuan bakteri probiotik. Dengan kejelian menggunakan proses fermentasi, limbah yang tadinya dianggap tidak berguna kini bisa didaur ulang menjadi produk yang bernilai ekonomi tinggi.

“Awalnya ide itu muncul saat saya sedang duduk-duduk di pinggir kolam sambil memikirkan bagaimana sampah ini bisa bermanfaat. Inspirasi aneh datang dari ikan sungai yang memakan kotoran manusia hasil fermentasi bakteri di usus,” kata Arin, Selasa. , Januari. 21 2025.

Baca juga:

Oleh karena itu, Gen Z perlu memahami literasi keuangan agar terhindar dari gaya hidup konsumeris

Pakan ikan fermentasi Vitoma ramah lingkungan dan kaya protein.

Foto:

  • VIVA.co.id/Uki Rama (Malang)

Arin pertama kali melakukan uji coba skala kecil pada Mei 2023 dengan menggunakan sisa makanan dari sekitar desanya. Setelah melalui serangkaian uji coba dan kesalahan, tim ANGPHOT berhasil menyerahkan produk ini ke Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pada Agustus 2023. Selain itu, pada Desember 2023, inovasi ini mendapat pendanaan resmi dari BRIN untuk dikembangkan lebih lanjut.

Baca juga:

Bekerjasama dengan BSMI, UB menyiapkan beasiswa dokter spesialis pendidikan kedokteran bagi mahasiswa Palestina

Proyek ini bermula dari Desa Padomasan di Kabupaten Jember, sebuah wilayah yang belum memiliki tempat pembuangan akhir (TPA). Desa ini sering menghadapi masalah pengumpulan sampah sayuran. Kini, dengan hadirnya ANGPHOT, sampah-sampah tersebut didaur ulang menjadi produk berharga yang mendukung keberlanjutan perekonomian lokal.

Permasalahan limbah sayuran yang tidak terkendali menjadi alasan utama inovasi ini. Selain itu, Arin ingin memberikan solusi bagi para peternak ikan yang membutuhkan pakan dengan harga terjangkau namun berkualitas.

“Tes pertama menunjukkan kadar protein hanya 6 persen, jauh dari target 36 persen. Sebab, kami belum mempunyai standar baku bahan baku. Namun formulanya akan terus kami sempurnakan hingga menemukan komposisi yang tepat, kata Arin.

Perjalanan PT ANGPHOT menuju kesuksesan tidaklah mudah. Arin dan timnya menghadapi banyak tantangan, antara lain menentukan kadar protein optimal, membuat pakan mengapung, dan menguji keteruraiannya di dalam air. Namun, dengan semangat pantang menyerah, mereka berhasil mengatasi kendala tersebut.

Saat ini produk tersebut sedang dalam proses paten dan sertifikasi bahan baku sebelum dilepas ke pasar lebih luas. Proses pembiayaan yang dilakukan BRIN juga memakan banyak waktu dan tenaga.

“Kami mendaftar pada Agustus 2023, lalu lolos seleksi administrasi pada September. “Selanjutnya kita melalui proses pitching pada bulan November dan akhirnya diumumkan lolos pada bulan Desember 2023,” kata Arin.

Melalui PT ANGPHOT, Arin berharap inovasi ini dapat memberikan dampak positif tidak hanya bagi desanya tetapi juga bagi industri perikanan di Indonesia. Mereka ingin produk ini dapat membantu para peternak ikan mendapatkan pakan berkualitas dengan harga terjangkau, sekaligus mengurangi sampah organik yang mencemari lingkungan.

Dengan pendanaan dari BRIN, Arin optimis langkah ini menjadi awal transformasi sektor pakan ikan di Indonesia.

“Saya berharap keberhasilan ini dapat menginspirasi generasi muda untuk terus berinovasi dan menciptakan solusi yang bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan,” kata Airin.

Halaman berikutnya

“Tes pertama menunjukkan kadar protein hanya 6 persen, jauh dari target 36 persen. Sebab, kami belum mempunyai standar baku bahan baku. Namun formulanya akan terus kami sempurnakan hingga menemukan komposisi yang tepat, kata Arin.

Halaman berikutnya



Sumber