Kamis, 23 Januari 2025 – 14:49 WIB
Tanggerang, VIVA – Permadi Arya alias Abu Janda didakwa menyebarkan berita bohong atau informasi bohong tentang penghalang laut sepanjang 30,16 kilometer di perairan Tangerang, Banten.
Baca juga:
Soal Tanggul Laut, DPR ke Menteri Kelautan: Menteri akan tunjukkan kekuatannya
Melalui kontennya, Abu Janda mewawancarai dua pria yang mengaku sebagai nelayan. Dua orang mengatakan, tanggul laut tersebut sudah dipasang warga sekitar selama 5 tahun.
Berdasarkan wawancara tersebut, Abu Janda menegaskan bahwa tanggul laut tersebut bukan milik PIK2 atau beberapa perusahaan.
Baca juga:
Komisi IV DPR yang bertemu Menteri Kelautan meminta agar dalang pemasangan tanggul laut tersebut terungkap.
“Jadi Pak Prabowo dan jajarannya jangan terkecoh kalau pagar laut ini milik PIK2 atau Agung Sedayu pak. “Saya yakin pembatas laut ini milik nelayan lokal di sini, Pak,” kata Abu Janda.
“Yang bilang tanggul laut milik sembilan naga itu provokator, Pak. Tujuannya adalah rasisme terhadap kelompok minoritas dan mengadu domba satu sama lain. “Masukkan mereka yang membuat keributan seperti itu ke penjara, Pak,” katanya.
Baca juga:
Usulan Bentuk Satgas Usut Tanggul Tanggul Tangerang, Mahfud MD: Ini Pasti Kolusi, Ilegal
Tanggapan dari nelayan Banten
Menanggapi isi Abu Janda, seorang nelayan asal Tangerang, Banten menolak pernyataan tanggul laut dibangun oleh masyarakat.
Abu Janda, seorang nelayan yang tidak disebutkan namanya, mengatakan video tersebut tidak mencerminkan situasi sebenarnya. Katanya, video itu direkam di Tanjung Kain, tak jauh dari pembatas laut.
Abu Janda juga diyakini merekrut orang-orang yang dibayar untuk berpura-pura menjadi nelayan.
“Biar kuceritakan, Permadi Arya syutingnya di Tanjung Kait, tak jauh dari lokasi pagar bambu itu. Di ruang makan,” ujar nelayan yang melihat X melalui unggahan akunnya @joseph_doom Kamis, 23 Januari 2025.
“Ada lima orang di sana, diajak makan, diberi (satu) Rp 100.000 untuk mengaku sebagai nelayan. Saya rasa kita tidak tahu. “Wah nelayan Banten pintar sekali,” lanjutnya.
Ia pun memperingatkan keras Abu Janda agar tidak sembarangan datang ke Banten untuk membuat konten kontroversial.
“Begini, biar kuberitahu, ini Banten untuk Abu Janda, jangan datang ke Banten seperti pencuri, buat konten seperti ini. Jika kamu tidak menyukainya, temuilah di Mauk!” dia menekankan.
Halaman berikutnya
Menanggapi isi Abu Janda, seorang nelayan asal Tangerang, Banten menolak pernyataan tanggul laut dibangun oleh masyarakat.