Jumat, 2025 – 14:07 Wabr
Tandarang, Vilaning – Menteri Agraria dan Tata Ruang (SHGB) “BPN Nusron” di Desa Kohod (ShGB) memiliki Sertifikat Hak Pakai (ShGB), Naukhaj Berharga, Jumat, Januari, Januari lgan meninjau lokasi laut 24, 2025
Baca juga:
Kepala Staf Kementerian memberi tahu KPK soal pemalsuan izin pagar laut
Sertifikat tersebut muncul karena pagar bambu sepanjang 30,66 kilometer sepanjang 10,16 kilometer dibuat oleh Kementerian Konstruksi dan Tata Ruang/BFN.
Saat meninjau lahan yang memiliki sertifikat HGB (Hak guna Bangun), Nusufron berdiskusi dengan Arsin, Kepala Desa Kohod, di musim hujan. Jika sertifikat tersebut menunjukkan bahwa jika sertifikat tersebut mempunyai bentuk materi dalam ARSA SPANG.
Baca juga:
Titiek Sotarto tak gentar dengan oligarki penentang pelayanan pasca polemik tersebut
“Tadi saya adu mulut dengan Lura, Kades itu kolam ini, lalu dia kasih batu ini sejak 2004, katanya. Tanggal 24 Januari tidak boleh pulang.
Itu saja
Baca juga:
ATR membatalkan pagar laut 50 Shbg milik Nusran Wahid
Oleh karena itu, pada tahap krusial ini, Nusran melanjutkan untuk menghilangkan area material yang tidak kasat mata. Saat ini terdapat 50 jalur di Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tankhin.
– Hari ini pembatalan sertifikat SHM dan ShGB, ada yang batal, kalau kosong, kalau hak milik hilang, HGBnya juga hilang, barangnya hilang, barangnya hilang, ”ujarnya.
Warga yang ditolak
Sementara itu, salah satu warga Desa Kohod, Pakuhaji yang turut menyaksikan proses pembatalan tersebut menuturkan, di kawasan tersebut tidak ada kolam.
Haerudin mengatakan, jika kawasan itu selama ini berupa laut. Terekam jelas pula saat Menteri Nusran berhenti menyapa warga. “Bukan Chamil, tidak dari awal, ada lautnya, begitulah,” ujarnya.
Sebelumnya, Arzin, Kepala Desa Kohod, membenarkan adanya penerbitan sertifikat di kawasan tersebut.
“RT rw, setelah saya kesana, saya bilang ada tukang sulap, karena suaminya ada pantangan, karena saya menyayangkan Rt dan RW masih hidup, (lalu) dia ditawari pekerjaan. Jadi saya rujuk, saya ingin tahu apa saja batasannya dan saya ingin tahu apakah itu akan ditampilkan dari sana.
Arsin pun tak menampik bahwa dirinya mengetahui aktivitas pemagaran bambu di “Laut Tanxin”, namun mengaku tidak mengetahui siapa pemiliknya. “Siapa pun yang bertanya (lautan bambu di Laut Thanshang), saya akan menjawabnya dengan rasa ilmu pedang, tapi saya tahu siapa dalangnya,” ujarnya.
Halaman berikutnya
Warga yang ditolak