Sabtu, 25 Januari 2025 – 09:29 WIB
Jakarta – Laboratorium uji di bidang perlindungan lingkungan hidup merupakan salah satu pilar penting upaya pelestarian alam. Kukuh S Achmad, Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN) yang juga Ketua Komite Akreditasi Nasional (KAN), mengatakan keberadaan laboratorium ini merupakan amanat Undang-Undang (UU) Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian.
Baca juga:
LSI Denny JA: Makanan Bergizi Gratis Jadi Program Primadona Prabowo-Gibran
“Perlindungan lingkungan perlu kita lakukan,” kata Kukuh S Achmad baru-baru ini di Jakarta pada pertemuan komunikasi strategis tahun 2025 yang diselenggarakan oleh PT Unitest Presisi Indonesia tentang “Kepatuhan adalah Investasi”. Gulung lagi, oke?
Dijelaskannya, pelaksanaan kewajiban tersebut dilakukan melalui penerapan standar yang merupakan elemen penting dari kepatuhan.
Baca juga:
Menghapus email secara diam-diam ternyata merupakan langkah berkelanjutan, bagaimana caranya?
“Standar internasional ada ISO. Dan kepatuhan adalah investasi,” ujarnya.
Baca juga:
Akademisi Usulkan Konsep Agroforestri untuk Program Pemanfaatan Lahan Hutan Kementerian Kehutanan
Laboratorium pengujian lingkungan yang dijalankan oleh PT Unitest Presisi Indonesia di Yogyakarta adalah contoh utama dalam mendukung upaya perlindungan lingkungan. Lab ini dikelola oleh sumber daya manusia (SDM) generasi muda yang sejalan dengan visi dan misi Indonesia Emas 2045.
“Mereka diakreditasi oleh KAN (Komite Akreditasi Nasional) dan hasil tesnya berstandar internasional,” ujarnya.
Menurut Kukuh, BSN sejauh ini telah menerbitkan sedikitnya 15.000 Standar Nasional Indonesia (SNI). Jumlah ini terus bertambah setiap harinya.
“Dan setidaknya ada 10.000 SNI yang dinyatakan tidak berlaku. Awalnya bersifat sukarela, namun SNI bersifat wajib untuk kategori keselamatan, kesehatan, dan kelestarian lingkungan,” ujarnya.
Maulana Arif Rahman Hakim, Direktur PT Unitest Presisi Indonesia, mengatakan melalui diskusi dalam kegiatan ini, para peserta memperoleh pemahaman mendalam tentang pentingnya kepatuhan lingkungan, manfaat jangka panjang dan cara mengatasi tantangan penerapannya.
“Dalam jangka panjang, kami berharap dapat menciptakan budaya kepatuhan yang berkelanjutan dan memberikan dampak positif terhadap lingkungan, masyarakat, dan perekonomian secara keseluruhan,” ujarnya.
Maulana juga menekankan bahwa kesadaran akan kepatuhan lingkungan hidup sebagai sebuah investasi dapat memperkuat komitmen kolektif untuk melaksanakan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.
“Menyadari bahwa kepatuhan lingkungan adalah sebuah investasi memperkuat komitmen kolektif kita untuk menerapkan pembangunan inklusif dan berkelanjutan,” tambahnya.
Lebih lanjut Maulana menjelaskan bahwa kepatuhan tidak hanya membantu perusahaan menghindari risiko hukum dan reputasi, namun juga dapat menjadi investasi strategis yang mendorong keberlanjutan dan pertumbuhan bisnis.
“Kepatuhan bukan sekedar kepatuhan, tapi komitmen kami terhadap integritas dan keberlanjutan bisnis,” ujarnya.
Halaman berikutnya
Sumber: aboutlabkes.wordpress.com