Telkomsel, Indosat dan XLSmart patut waspada

Senin, 27 Januari 2025 – 10:37 WIB

Jakarta – Hacker tidak akan berhenti mengganggu Indonesia.

Baca juga:

Telkomsel mencari 1-3 orang untuk ditantang

Hal ini karena penjahat dunia maya terus menargetkan industri transportasi, penyedia layanan telekomunikasi (Telkomsel, Indosat Ooredoo Hutchison/IOH dan XLSmart) dan lembaga pemerintah.

Kaspersky menemukan pada kuartal keempat tahun 2024, sebanyak 3.904.883 serangan siber berbasis internet terdeteksi dan berhasil diblokir di Indonesia. Indikator ini mengalami penurunan sebesar 15,42% dibandingkan triwulan III tahun 2024 sebesar 4.616.837.

Baca juga:

3 Keunggulan fitur parental control Telkomsel

Secara keseluruhan, 16,4 persen pengguna terkena ancaman online pada kuartal keempat tahun lalu. Hal ini menempatkan Indonesia pada peringkat 101 dunia dalam hal bahaya browsing internet.

Indonesia sedang berada dalam masa transformasi digital yang pesat. Berbagai inisiatif yang dicanangkan pemerintah di bidang keamanan siber dan kecerdasan buatan (AI) menunjukkan komitmen pemerintah dalam menyambut masa depan dengan teknologi.

Baca juga:

Bahaya suara palsu yang parah

Apalagi, Indonesia saat ini menjadi target pasar yang besar bagi penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI). Menurut Oxford Insight, tingkat kesiapan AI di Indonesia sudah mencapai 61,03 persen.

Di sisi lain, Kaspersky juga mencatat bahwa AI akan menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari, dan masalah privasi seputar biometrik dan teknologi canggih akan menjadi pusat perhatian pada tahun 2025.

Ancaman dunia maya juga menjadi lebih canggih karena pelaku ancaman mengaburkan kode berbahaya untuk melewati analisis dan emulasi statis.

Perlindungan terhadap ancaman tersebut memerlukan solusi keamanan yang andal dan kuat yang menggunakan metode berbasis keamanan pembelajaran mesin (ML) analisis proaktif dan perilaku untuk mendeteksi dan menangkis serangan dunia maya.

Pada kuartal keempat tahun 2024, Kaspersky mendeteksi 8.376.431 insiden lokal di Indonesia dan menempati peringkat ke-83 di dunia. Secara keseluruhan, 20,2 persen pengguna di negara tersebut diserang oleh ancaman lokal selama periode ini.

Sebagian besar kejadian ini disebabkan oleh worm dan virus file. Data ini menunjukkan seberapa sering pengguna diserang oleh malware yang didistribusikan melalui drive USB yang dapat dilepas, CD dan DVD, serta metode “offline” lainnya.

Menurut CEO Kaspersky untuk Asia Tenggara, Yeo Siang Tiong, Statistik terbaru Indonesia menunjukkan peningkatan kesadaran keamanan, menunjukkan penurunan ancaman siber yang diblokir.

Namun, lanjutnya, bukan berarti harus berpuas diri. Baik individu maupun bisnis harus selalu selangkah lebih maju dalam menciptakan keamanan terbaik sekaligus mendukung digitalisasi.

Yeo juga menyebutkan bahwa keamanan siber adalah bidang yang penting untuk dipertimbangkan ketika menerapkan AI, khususnya di industri transportasi, penyedia layanan telekomunikasi (Telkomsel, Indosat Ooredoo Hutchison/IOH dan XLSmart) dan lembaga pemerintah.

“Tim operasi keamanan harus mampu memantau dan menangkal ancaman siber, namun tetap mengedepankan perlindungan data pribadi dengan menegakkan peraturan. Faktor-faktor tersebut saling melengkapi dalam membangun pertahanan keamanan yang kuat. Penguatan,” ujarnya.

Halaman berikutnya

Untuk melindungi diri dari ancaman-ancaman ini, diperlukan solusi keamanan yang andal dan tangguh yang menggunakan metode proaktif berbasis pembelajaran mesin (ML) dan analisis perilaku untuk mendeteksi dan menangkal serangan siber.



Sumber