Senin, 3 Februari 2025 – 22:16 WIB
Jakarta, Viva – Ketua Terdakwa II Rifininizing II Rifininization Kartasay mengklaim bahwa ia memahami oleh Presiden Indzone Praboanto dan pemahamannya tentang kebijakan anggaran anggaran Institut.
Baca juga:
Operasi pariwisata resmi pemerintah terpotong, dan Ahmad mengatakan bahwa Ahmad dipukul oleh es, MPP juga terpukul
Instruksi Presiden (Kekaisaran) oleh Presiden yang dikeluarkan oleh Presiden No. 1, APBN dan APBD No. 1 tahun 2025, No. 1 tahun 2025.
“Jadi, kami memahami bahwa dalam kasus ini, selama pertemuan dengan langkah -langkah pemerintah, kompleks parlemen, selama pertemuan dengan Tito Karnavian, mengatakan 3 Februari, 3 Februari 2025.
Baca juga:
Pastikan Prabowo ambil bagian dalam tanda ke -102
Dia mengatakan rakyat Indonesia saat ini menghadapi kondisi ekonomi yang tidak mudah, serta potensi krisis. Di sini, rupee yang melemah muncul melawan USD (AS).
“Rupee kami menggunakan indikator ekonomi makro untuk dolar AS, jika kami mencapai RP1700, kami menggunakan krisis energi, karena kami memasuki krisis ekonomi, menurut Bank Dunia,” kata Rif.
Baca juga:
Temui Megivati Khabova? Sekretaris Jenderal Gerindra menanggapi
Berengsek
Kebijakan NASDEM, serta Kementerian Urusan Indonesia, adalah 57,46% dibandingkan dengan 2025% hingga 57,46%, RP3,79,3,635.000 R-Rack2.6350 X-ray.
“Oleh karena itu, Komisi II II dan Komisi disebabkan oleh efektivitas anggaran,” katanya, “katanya.
Tito pertama, pada tahun 2025, pada tahun 2025, Kementerian Rumah Tangga pada tahun 2025 ditanggung, termasuk 16 produk, yaitu 90 persen stasiun kantor; karya khidmat (56,9 persen); rapat, seminar, dan serupa (45 persen); membaca dan analisis (51,5 persen); Pelatihan dan biof (29 persen); Penilaian kegiatan dan layanan kejuruan (40%); Cetak dan suvenir (75,9 persen); Sewa bangunan, kendaraan, peralatan (73,3%).
Kemudian, lisensi yang berlaku (21,6 persen); layanan konsultasi (45,7 persen); Dukungan pemerintah (16,7%); pemeliharaan dan pemeliharaan (10,2%); perjalanan resmi (53,9 persen); peralatan dan mesin (28 persen); infrastruktur (34,3%); Biaya lainnya (59,1 persen).
Halaman berikutnya
“Oleh karena itu, Komisi II II dan Komisi disebabkan oleh efektivitas anggaran,” katanya, “katanya.