Diskusi Forum Rektor Perguruan Tinggi Tentang Indonesia Emas 20245

VIVA – Forum Rektor Universitas Muhammadiyah dan Aysia (FR PTMA) menyelenggarakan rapat kerja nasional (Rakernas) pertama dengan tema “Strategi Indonesia Maju dalam Mewujudkan Indonesia Emas 2045” di kampus Universitas Muhammadiyah Jakarta ( UMJ). Rabu (2/10) dan penutupan di kawasan BSD, Tangsel, Kamis (3/10).

Baca juga:

Pemuda Kalimantan Timur harus mengawal pembangunan IKN nusantara

Acara yang bertajuk khusus “Sumbangan Pemikiran Rektor PTMA kepada Presiden Terpilih Prabowo Subianto dan Sidang Kerja Nasional Forum Rektor PTMA” ini dihadiri oleh para rektor, rektor, dan direktur universitas muhammadiyah-‘aisiya se-Indonesia.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahaladia turut hadir. Ketua Umum Forum Rektor PTMA Prof Dr Gunavan Budiyanto menjelaskan tujuan kegiatan ini.

Baca juga:

Pelatihan kepolisian untuk mencetak SDM unggul menuju Indonesia Emas 2045

Pertama, menyampaikan pandangan Rektor PTMA dan membantu pemerintahan baru Presiden terpilih Prabowo Subianto dalam menjawab tantangan yang dihadapi masyarakat, bangsa, dan negara di bidang pendidikan, politik, penegakan hukum, kesejahteraan, dan keadilan ekonomi. pembangunan, ketahanan energi, keberlanjutan pangan, pengelolaan sumber daya alam yang ramah lingkungan dan mandiri, serta peran BUMN dalam penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan monev. Kedua, menyusun program kerja Forum Rektor PTMA periode 2023-2025.

Baca juga:

Ketua Umum AMI: Pendidikan Indonesia harus kembali ke ajaran Ki Hajar Devantara

“Rekomendasi dan saran kami berupa naskah akademis kepada pemerintahan baru. Karena kami dari kalangan ilmiah, maka produk naskah akademis yang kami sumbangkan berasal dari pendapat akademisi Muhammadiyah kepada presiden terpilih Prabowo Subianto,” kata Gunawan Budiyanto. wartawan usai penutupan rapat kerja Forum Rektor PTMA di BSD, Tangsel, Kamis (3/10).

Pihaknya juga memberikan sejumlah masukan dan pandangan mengenai arah demokrasi Indonesia, “Tetapi secara detail mengenai isu-isu yang erat kaitannya dengan pendidikan,” tegas Gunawan yang juga Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

Forum Rektor PTMA dikatakan antara lain menyoroti masih banyak kebijakan yang benar-benar menciptakan lingkungan yang mendukung dan menguntungkan pihak swasta, khususnya di bidang pendidikan.

“Kami melihat Pak Prabowo memiliki kepribadian yang terbuka, sehingga kami Forum Rektor Universitas Muhammadiyah melihat masih ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan terutama terkait dengan dunia pendidikan,” ujarnya. .

Ia mencontohkan Permendikbudritek No. 53 Tahun 2023 tentang Akreditasi, tentang status lembaga universitas atau perguruan tinggi, kriteria unggul, sangat baik, dan baik dihilangkan dan diganti dengan terakreditasi dan tidak terakreditasi.

“Nah, bagi kita, bagi pihak swasta, apalagi bagi Perguruan Tinggi Muhammadiyah, itu merugikan karena upaya kita untuk unggul dari segi biaya, tenaga, ide, dan lain-lain adalah hal yang luar biasa. Kalau kita samakan saja dengan perguruan tinggi baru yang ini juga terakreditasi, akreditasi kita juga tidak spesifik, artinya upaya perguruan tinggi swasta khususnya perguruan tinggi muhammadiyah yang puluhan tahun membantu pemerintah mempersiapkan masa depan Indonesia yang cerah justru diabaikan, disamakan dengan yang baru. perguruan tinggi, “selama lima tahun, karena sama-sama berstatus terakreditasi, ini yang akan kami sampaikan kepada Presiden terpilih Jenderal Prabowo Subianto,” kata Gunawan.

Jam terbang

Selain itu, FR PTMA menyoroti pihak swasta yang melayani melalui pendidikan dan berperan membantu pemerintah namun justru menjadi beban pajak.

“Meskipun kami adalah lembaga independen yang secara sukarela membantu pemerintah dalam penyelenggaraan program pendidikan sesuai dengan kewenangan konstitusi, yaitu untuk mensejahterakan kehidupan bangsa, namun kami tidak boleh dianggap sebagai peserta.

Secara umum, perguruan tinggi swasta merupakan lembaga nirlaba yang fokus pada pendidikan dibandingkan bisnis. Hal ini merupakan bagian dari rasa cinta terhadap NKRI, meski harus mencari biaya sendiri.

“Perguruan Tinggi Swasta pada umumnya, khususnya Universitas Muhammadiyah Aisyya, karena kita sudah melakukan ini jauh sebelum ada republik ini,” ujarnya.

Gunawan melanjutkan, Forum Rektor PTMA berharap presiden terpilih menyeleksi calon pembantunya berdasarkan pengalaman dan jam terbang.

“Jangan sampai mereka yang tidak tahu kebudayaan, tidak tahu tentang pendidikan, mengambil image sebagai asisten presiden dan mengangkat menteri kesehatan padahal mereka tidak tahu tentang kesehatan. Oleh karena itu, kami menyarankan agar mereka terbang. – pungkas Gunawan.

Halaman berikutnya

Forum Rektor PTMA dikatakan antara lain menyoroti masih banyak kebijakan yang benar-benar menciptakan lingkungan yang mendukung dan menguntungkan pihak swasta, khususnya di bidang pendidikan.



Sumber