Indonesia kalah bersaing dengan Tiongkok dalam hal ini

Sabtu, 5 Oktober 2024 – 11:35 WIB

Jakarta, VIVA- Industri komponen dan purnajual global mengalami pertumbuhan yang signifikan. Hal ini bisa menjadi peluang bagi pengembangan pasar suku cadang dan aksesoris dalam negeri.

Baca juga:

Cara mudah untuk menginstal Android Auto atau Apple CarPlay secara nirkabel di Wuling dan Hyundai

Berdasarkan pasar online global, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita memaparkan pasar pasar suku cadang mobil global. setelah pasar Akun global diperkirakan akan tumbuh dari $400 miliar pada tahun 2023 menjadi $550 miliar pada tahun 2028.

Dalam keterangannya di Jakarta, 5 Oktober 2024, Agus menyebutkan “pertumbuhan tersebut disebabkan oleh kemajuan teknologi, bertambahnya usia kendaraan, berkembangnya preferensi konsumen, dan tumbuhnya e-commerce.”

Baca juga:

Kunci sukses merek lokal di pasar mobil nasional

Pembukaan pameran perubahan IMX 2024

Menurutnya, pasar perdagangan elektronik Pasar suku cadang mobil global saja diperkirakan akan mencapai US$200 miliar pada tahun 2027, dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan atau CAGR sebesar 14 persen dari tahun 2023 hingga 2027.

Baca juga:

Kemenperin mendukung penuh industri modifikasi dan komponen aftermarket

Ia mengatakan, industri otomotif nasional mencatatkan pertumbuhan sebesar 2,5 persen pada periode Januari hingga Agustus 2024.

Rinciannya, penjualan mobil di dalam negeri sebanyak 560 ribu unit dan ekspor sebanyak 296 ribu unit dalam bentuk CBU dan 30 ribu unit dalam bentuk CKD.

Artinya, industri alat transportasi di Indonesia akan terus berkinerja baik dan memberikan kontribusi penting di pasar domestik dan internasional, ujarnya.

Namun sayangnya, kata Agus, Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara lain dalam industrialisasi pasca-Soviet. China mendominasi dengan pangsa pasar 34 persen.

Ia menyebutkan, Amerika Serikat 28,8 persen, Jerman 11 persen, Jepang 10 persen, Italia 5 persen, Korea Selatan 5 persen, Meksiko 3,5 persen, Prancis 2,5 persen, India 2 persen, dan Inggris 2 persen.

Oleh karena itu, kata dia, hal ini harus dimanfaatkan oleh para pelaku komponen dan aftermarket agar bisa berkembang dengan baik.

“Industri perlu memahami tren terkini dan dinamika pasar,” kata Agus.

Halaman selanjutnya

Artinya, industri alat transportasi di Indonesia akan terus berkinerja baik dan memberikan kontribusi penting di pasar domestik dan internasional, ujarnya.

Halaman selanjutnya



Sumber