Indonesia berada di persimpangan jalan transformasi digital yang penting

Sabtu, 5 Oktober 2024 – 13:35 WIB

Jakarta, VIVA – Indonesia resmi menjadi negara pertama di Asia Tenggara (ASEAN) yang menyelesaikan Penilaian Kesiapan Kecerdasan Buatan (kecerdasan buatan/AI) melalui Metodologi penilaian persiapan (RAM) yang dikembangkan oleh UNESCO.

Baca juga:

UNESCO dan UNICEF sedang mempersiapkan upaya untuk mengurangi penggunaan teknologi pendidikan yang etis

Direktur dan Perwakilan UNESCO Jakarta Maki Katsuno-Hayashikawa menyampaikan apresiasi atas langkah penting yang diambil Indonesia dalam mempersiapkan diri untuk pengembangan AI di tanah air.

“Kami sangat mengapresiasi dedikasi Kementerian Komunikasi dan Informatika, pakar AI nasional, serta pemerintah daerah dan komunitas lokal dalam mensukseskan inisiatif ini,” ujarnya di Jakarta, Jumat, 4 Oktober 2024.

Baca juga:

UNESCO dan UNICEF menunjuk Bali menjadi tuan rumah Gateway Study Tour 2024, 20 negara ikut serta

Laporan RAM-AI Indonesia yang disampaikan UNESCO menyoroti beberapa bidang penting, termasuk dampak sosial dan ekonomi dari teknologi AI.

Kekhawatiran besar muncul sehubungan dengan perubahan lapangan kerja, khususnya di daerah pedesaan, sementara masyarakat perkotaan menekankan penerapan AI yang etis dan bertanggung jawab.

Baca juga:

Memahami teknologi dan transformasi ekonomi digital melalui buku

Laporan ini juga menyoroti kesenjangan akses terhadap informasi yang dapat menumbuhkan potensi bias dan diskriminasi, mengingat penelitian AI di Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara tetangga, sehingga menghambat perkembangan teknologi di Indonesia.

Selain itu, laporan tersebut memuat rekomendasi untuk pengembangan standar guna memastikan pengelolaan AI yang etis sejalan dengan standar global.

Pembentukan Badan Kecerdasan Buatan Nasional juga diperlukan untuk memperkuat koordinasi lintas disiplin guna memberdayakan Indonesia.

Selain itu, laporan ini juga menyoroti pentingnya peningkatan kapasitas, khususnya dalam hal kesetaraan akses terhadap pendidikan dan infrastruktur AI.

Secara khusus, laporan tersebut juga merekomendasikan agar penggunaan AI dapat lebih inklusif dengan melibatkan peneliti dan startup di luar Pulau Jawa.

Sementara itu, Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria mengatakan hasil evaluasi tersebut memberikan peta jalan bagi pengembangan kebijakan AI yang tepat di Indonesia dan dapat menjadi panduan bagi negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara.

“Indonesia saat ini berada di persimpangan penting transformasi digital. “Laporan Penilaian Kesiapan AI ini memberikan pemahaman mendalam mengenai kesiapan Indonesia di berbagai dimensi,” ujarnya.

Nezar Patria mengatakan, hasil evaluasi RAM-AI yang dilakukan UNESCO untuk Indonesia memberikan peluang baru bagi pemerintah untuk memberdayakan masyarakat dalam konteks pengembangan AI.

Oleh karena itu, salah satu rekomendasi UNESCO dalam laporan tersebut adalah agar Indonesia bisa fokus pada pengembangan sumber daya manusia digital atau digital talent.

“Hal pertama yang harus diatasi adalah bakat digital kita, ketika kita mengetahui keberadaannya kosong. Jadi ada pertumbuhan yang sangat luas dan agresif dalam penerapan AI di sektor industri, namun di sektor sosial, khususnya di masyarakat sipil, kita masih memilikinya. pengetahuan kosong sampai keterampilan kosong dalam hal ini”, jelasnya.

Untuk itu, Wamenkominfo mengatakan pihaknya masih mempelajari hasil laporan UNESCO tersebut dan akan dijadikan acuan untuk mempersiapkan program pengembangan talenta digital Indonesia ke depan.

Halaman selanjutnya

Secara khusus, laporan tersebut juga merekomendasikan agar penggunaan AI dapat lebih inklusif dengan melibatkan peneliti dan startup di luar Pulau Jawa.



Sumber