Hasto PDIP: Edi Rahmayadi garda depan perang, bukan bapaknya di garda depan

Senin, 7 Oktober 2024 – 03:10 WIB

Medan, VIVA – Kandidat gubernur nomor dua di Sumut, Edi Rahmayadi, adalah pemimpin yang bersifat bottom-up, pelopor, bukan top-starter. Dengan demikian, mantan Pangkostrad ini yakin bisa memenangkan Pilkada Sumut 2024.

Baca juga:

Megawati mengutus Yasonna Laoli untuk mengawal kampanye TSM di Pilgub Sumut

Hal itu diungkapkan Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Cristianto. Hasto mengatakan hal itu Edi Rahmayadi saat memberikan pidato pembukaan pada rapat kerja khusus daerah (Rakerdasus) pemenangan Pilkada PDI Perjuangan Sumut di Medan pada Minggu, 6 Oktober 2024.

“Beliau adalah pemimpin yang diangkat dari bawah karena cenderung ada pemimpin yang ingin datang dari atas,” kata Hasto.

Baca juga:

Hasto Ingatkan Kader PDIP yang Tak Dukung Edi Rahmayadi di Pilgub Sumut: Kami Pecat!

Sekjen PDP Hasto Kristianto dan calon Gubernur Sumut Edi Rahmayadi.

Hasto mengatakan, Edi Rahmayadi menjadi prajurit TNI dan meniti karir sebagai anggota TNI di garda depan keamanan negara. Jadi jabatan Gubernur Sumut 2018-2023 bukan karena orang tua atau menantunya.

Baca juga:

Ridvan Kamil: Siapa pun yang menjadi pemimpin Jakarta, sudah ada garis di tangannya

“Dia adalah prajurit infanteri sejati. Prajurit infanteri ini adalah kekuatan tempur yang pertama dan terutama. Oleh karena itu, ketika dia berperang, prajurit infanteri ini berada di garis depan. Dia bukan ayahnya, dia berada di depan saudara-saudaranya dan saudara perempuan,” kata Hasto.

Hasto mengatakan Edi Rahmayadi memiliki jiwa kepemimpinan yang berhasil diraihnya selama bertugas di Pangdam I Bukit Barisan hingga dipercaya menggantikan Jenderal Mulyono sebagai Panglima Kostrad pada tahun 2018.

“Dia Pangkostrad, Panglima Komando Strategis. Jadi prajurit infanteri ini disebut Ratu Perang, bayangkan kehormatannya di sana, dan dia menjadi Pangkostrad menggantikan Pak Letjen TNI Mulyono, betul, Pak? Jadi dia pengganti Mulyono dan keluarganya,” kata Hasto.

Namun Hasto tak merinci mengenai keluarga Mulyono yang dimaksud. Bahkan, istilah Mulyono kerap diidentikkan dengan julukan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sedangkan menantunya Bobby Nasution mencalonkan diri melawan Edi Rahmayadi pada Pilgub Sumut 2024.

“Jadi di keluarga ada Mulyono, dia dokter spesialis (menggantikannya). Ini biodatanya, kalau tidak percaya silakan googling. Dia jadi Pangkostrad menggantikan Letjen Mulyono, dokter spesialis, “sebagai ganti Mulyono dan keluarganya,” kata Hasto.

Usai kejadian itu, wartawan bertanya kepada Hasto, siapa yang dibicarakan keluarga Mulyono? Ia mengaku hanya membaca sejarah, Edi hanya menjabat Pangkostrad. – Iya, hidupnya begini, – kata Hasto sambil tersenyum.

Halaman selanjutnya

“Dia Pangkostrad, Panglima Komando Strategis. Jadi prajurit infanteri ini disebut Ratu Perang, bayangkan kehormatannya di sana, dan dia menjadi Pangkostrad menggantikan Pak Letjen TNI Mulyono, betul, Pak? Jadi dia pengganti Mulyono dan keluarganya,” kata Hasto.

3.182 peserta bersorak pada Fun Run Indonesia yang disponsori oleh Bank Mandiri



Sumber