Senin, 7 Oktober 2024 – 22:38 WIB
Jakarta, VIVA – Informasi dan literasi tentang aset kripto merupakan bagian penting dari pesatnya pertumbuhan investasi di negara ini.
Baca juga:
Community Sharing, sebuah kolaborasi kepedulian komunitas, menghadirkan inisiatif untuk berdonasi ke panti asuhan
Menurut catatan terakhir Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), jumlah investor kripto meningkat menjadi 20,9 juta pada Agustus 2024, naik dari 20,5 juta pada bulan lalu sebanyak 400.000.
PT Pintu Kemana Saja, platform perdagangan dan investasi aset kripto di Indonesia, memenuhi komitmennya terhadap edukasi aset kripto melalui program “Pintu Talks Campus Edition”.
Baca juga:
Mendefinisikan Kekayaan oleh Naval Ravikant: Panduan Inspirasional untuk Gen Z dalam Mengejar Kebahagiaan
menurut Pemimpin komunitas Pintu, Nafila Tri Hutami, edukasi harus dilakukan secara terus menerus dan bertahap agar informasi yang disampaikan dapat diserap secara menyeluruh sebelum mengambil keputusan untuk berinvestasi di aset kripto.
“Kami akan terus melakukan edukasi sebagai bentuk tanggung jawab untuk memastikan bahwa pertumbuhan jumlah investor kripto sejalan dengan meningkatnya tingkat literasi dan pemahaman yang matang terhadap aset kripto dan teknologi blockchain, serta berbagai risiko yang ada.” ujarnya, Senin 7 Oktober 2024.
Baca juga:
Peringatan FOMO! Tips perencanaan keuangan untuk Generasi Z: Hindari jebakan utang dan atur gaya hidup Anda
Kali ini Pintu hadir di Universitas Airlanga Jawa Timur untuk kedua kalinya untuk memberikan pengajaran tentang dasar-dasar aset kripto.
“Pada awal bulan Mei lalu, bersama Bappebti, kami membahas tentang dasar-dasar kripto dan blockchain, serta perspektif aset kripto dari sudut pandang akuntansi. Kini kami memberikan pemahaman mendalam tentang dasar-dasar aset kripto, ” jelas Nafila.
Ketua BEM Universitas Airlanga Auliya Taariq Akbar mengakui, edukasi yang diberikan Pintu memberikan pemahaman luas mengenai dunia kripto.
“Saya juga menabung dalam Bitcoin mulai tahun 2023. Awalnya investasi takut kehilangan (FOMO) serta teman-teman lainnya. “Dengan kegiatan ini kami benar-benar menambah banyak pemahaman tentang strategi yang tepat dalam menyelamatkan aset kripto dan dasar-dasarnya,” ujarnya.
Halaman selanjutnya
“Pada awal bulan Mei lalu, bersama Bappebti, kami membahas tentang dasar-dasar kripto dan blockchain, serta perspektif aset kripto dari sudut pandang akuntansi. Kini kami memberikan pemahaman mendalam tentang dasar-dasar aset kripto, ” jelas Nafila.