Profil Jenderal TNI Mulyono yang merelakan pangkat bintang 4 di hadapan prajurit Kopass

Jumat, 11 Oktober 2024 – 11:45 WIB

Jakarta – Profil Jenderal TNI (Purn) Mulyono tengah menyita perhatian setelah ia membuang pangkat bintang 4, sementara pasukan kembali dipertegas di samping Komando Pasukan Khusus (Kopassus).

Baca juga:

Israel menyerang pasukan TNI di Lebanon, PBB mengatakan keamanan UNIFIL ‘semakin terancam’

Momen Jenderal TNI Mulyono membuang pangkat bintang 4 di hadapan prajurit Kopass

Profil Jenderal TNI (Purn) Mulyono

Baca juga:

Israel Akui Menembak Markas PBB UNIFIL di Lebanon, Ini Alasannya

Mulyono merupakan jenderal TNI bintang 4 asal Desa Sepokosawit, Kecamatan Savit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Ia dilahirkan pada tanggal 12 Januari 1961 di Suyatno Yatno Viyoto-Pardinakh.

Baca juga:

Serangan TNI oleh IDF di Lebanon, Menlu: Indonesia Tak Takut Hadapi Terorisme Israel!

Sebelum bergabung dengan TNI, Mulyono merupakan mahasiswa Universitas Gadja Mada (UGM). Saat Mulyono sedang belajar di dekat kotanya, ia melihat sekelompok pria berjalan dengan gagah berseragam militer.

Melihat ketertarikan tersebut, Mulyono pun berangkat wajib militer. Mulyono muda kemudian masuk dan diterima di Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI).

Singkat cerita, Mulyono lulus dari AKABRI pada tahun 1983. Dengan pangkat letnan dua, Mulyono mengawali karirnya sebagai Komandan Peleton (Danton) Yonif 712 Kodam VII/Virabuana.

Usai menjalankan tugas satuan tempur, ia melanjutkan pendidikan militer di Pusat Latihan Perwira Senjata Infanteri (Pussenif) II Komando Diklat TNI Angkatan Darat di Bandung.

Tak hanya itu, setelah menyelesaikan studinya, pada tahun 1995 ia diangkat menjadi Kepala Bagian Operasi Latihan (Kasiopsjar) Pusat Informasi Latihan Infanteri (Pusdat) Kota Kembang.

VIVA Militer: Jenderal TNI Mulyono

VIVA Militer: Jenderal TNI Mulyono

Hanya bertahan 2 tahun, Mulyono dipercaya menjadi Panglima Batalyon Infanteri 143/Tri Wira Eka Jaya wilayah Kodam I Bukit Barisan. Ia juga pernah menjadi guru Kelas V di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Sescad) selama satu tahun.

Kiprah Mulyono di bidang militer dinilai sangat cemerlang. Setelah tahun 2000, beliau menduduki berbagai posisi penting.

Beberapa jabatan yang pernah dijabatnya adalah Komandan Kodim 0901/Samarinda pada tahun 2000, Asisten Operasi Cascostrad pada tahun 2006, Danmentar Akmil Magelang dan Danrem 032/Virabraja pada tahun 2009.

Pada 10 Mei 2011, Mulyono dipromosikan menjadi Brigadir Jenderal (jenderal bintang 1) dan menjabat Direktur Diklat Militer TNI Angkatan Darat. Namun pada tahun yang sama, ia dimutasi menjadi Direktur Doktrin Kodiklat TNI AD.

Setelah 20 tahun mengabdi, Mulyono dipromosikan menjadi Mayor Jenderal (jenderal bintang 2) di TNI Angkatan Darat. Ia pindah ke Jakarta pada tahun 2013 untuk menjabat sebagai Asisten Operasi Kepala Staf Angkatan Darat.

VIVA Militer: Jenderal TNI (Purn) Mulyono saat menjabat Kasad

VIVA Militer: Jenderal TNI (Purn) Mulyono saat menjabat Kasad

Foto:

  • Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat

Pada tahun 2014, karir Mulyono semakin cemerlang. Dalam waktu beberapa bulan, ia berhasil menduduki posisi strategis. Mulai dari Pangdam Jaya hingga Pangkostrad menggantikan posisi Gatot Nurmantyo. Ia juga dipromosikan menjadi letnan jenderal (jenderal bintang 3).

Setahun kemudian, posisi Mulyono naik ke puncak. Ia dipercaya menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) dan juga dinaikkan pangkatnya menjadi Jenderal bintang 4, yang mana saat itu Mulyono menggantikan Jenderal Gatot Nurmantyo yang diangkat menjadi Panglima TNI. Jenderal Mulyono dilantik oleh Presiden Joko Widodo pada 17 Juni 2015.

Halaman selanjutnya

Singkat cerita, Mulyono lulus dari AKABRI pada tahun 1983. Dengan pangkat letnan dua, Mulyono mengawali karirnya sebagai Komandan Peleton (Danton) Yonif 712 Kodam VII/Virabuana.

Halaman selanjutnya



Sumber