Tidak efisien dan menggunakan anggaran besar, penambahan komisi DPR RI harusnya dihapuskan

Sabtu, 12 Oktober 2024 – 12:18 WIB

Jakarta – RI DPR RI menambah komisi untuk mengatur jumlah menteri mitra di pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subianto. Diketahui, jumlah kementerian akan bertambah di pemerintahan Prabowo.

Baca juga:

Hakim menangis mendengar tanggapan positif Prabovo di DPR, jelas juru bicara SHI

Pengamat komunikasi politik dan Direktur Eksekutif Era Politik (Erapol) Indonesia Hafidlul Ulum menilai PRB tidak perlu menambah jumlah komisi. Meski jumlah kementerian di kabinet pemerintahan Prabovo bertambah.

Menurutnya, jika mengacu pada pengungkapan jumlah komisi di Republik Moldova, maka akan memakan anggaran yang besar. Baginya, hal itu tidak efektif.

Baca juga:

Diakui Prabovo, proses penjaringan calon menteri sudah berlangsung lama: banyak yang mampu

Penambahan komisi tentu tidak efisien dari segi anggaran. Komisi baru akan menyerap anggaran yang sangat besar, mulai dari pembiayaan sekretariat, rapat, belanja, dan belanja lainnya, kata Hafidlul dalam keterangannya di Jakarta. Di antara keduanyaSabtu, 12 Oktober 2024.

Baca juga:

Pakar: Pemerintahan Prabowo berikutnya akan hampir sama dengan pemerintahan Jokowi, dan hampir tidak ada oposisi yang serius

Komisi juga memberikan contoh seperti itu

Khafidlul mengatakan, kementerian dan departemen yang lebih tinggi mempunyai wilayah kerja yang berkaitan dengan hukum. Dengan demikian, tidak diperlukan komisi khusus di Republik Kazakhstan. Oleh karena itu, kata dia, kerja sama komisi III dengan kementerian dan lembaga tersebut sudah cukup.

Selain itu, ia menilai penambahan komisi tidak menjamin kerja RDK ke depan akan lebih efektif. Ia mengkritik efisiensi tidak bisa diukur dengan komisi tambahan.

Namun menurut dia, efektivitasnya tergantung pada kinerja anggota dewan yang baik. Peran fungsi tersebut dimulai dari legislasi, penganggaran dan pengendalian. Oleh karena itu, ia mengusulkan untuk membatalkan komisi tambahan tersebut.

“Jerman harus membatalkan rencana penambahan komisi, serta rencana pembentukan badan upaya. Sebab, bukankah tugas RCC tidak terlepas dari mendengarkan dan memperjuangkan impian dan harapan rakyat? katanya.

Sebelumnya, Wakil Ketua RHDR Kukun Ahmad Syamsurijal mengatakan, RHDR sepakat menambah perangkat Dewan (AKD) untuk menyesuaikan jumlah jabatan kementerian pemerintah ke depan menjadi 13 komisi. Selain itu, akan dibentuk satu badan baru lagi.

Ia mengatakan bahwa tujuan pembentukan ACD baru di Republik Tajikistan adalah untuk membuat pekerjaan lebih efektif. Hal ini menyusul rencana penambahan jabatan menteri pada pemerintahan berikutnya. (Semut)

Halaman berikutnya

Selain itu, ia menilai penambahan komisi tidak menjamin kerja RDK ke depan akan lebih efektif. Ia mengkritik efisiensi tidak bisa diukur dengan komisi tambahan.

Halaman berikutnya



Sumber